26 December 2014

26 Desember 2014

Best thing has happened. December did it again.
I'd even rather give up all my past and my rest of life.

My Lord, I'm saved by Your Grace. You know I can never buy one. What my life is compare to Your Love.

I shall not fear, for there You will be...
While people are enjoying their vacations, I started over.... Bismillahirrahmanirrahim. Lord, with Your Grace take me there...


24 December 2014


In the lonely light of morning
In the wound that would not heal
It's the bitter taste of losing everything
That I've held so dear.


I know you like this song. In case you read this, saya mendengarnya dari sore kemarin sampai tadi malam tiba di kosan. Maybe that's why I saw you in my dream last night. How are you? Still hate me? In that dream you wouldn't even look at me. Dalihmu pernah, you still can not manage. And still I wonder when will you stop making me hate myself too.

I have talked to Kak Syam, he promised me to give his best for my reference. Alhamdulillah. You told me once, bahwa kata-kata pun memiliki nyawa. Beliau meyakinkanku dan menghiburku karena kegagalan kemarin. Bagaimana denganmu?

Di antara pikiran-pikiran yang sering datang berkelebat, tiba-tiba saya teringat ucapan ini. Kurang lebih: rezeki setiap manusia telah ditetapkan bagiannya masing-masing, sementara ilmu harus dicari sendiri.

Just remember that when you're give up with yourself.


Emma

23 December 2014

Dwi...

Mungkin akan terdengar menggelikan. Tapi tetap akan saya ceritakan.

Minggu malam, setelah seharian di rumah, mengerjakan hal-hal domestik. Yes I even cook now. Nonton film via Fox Movies rasanya juga sudah cukup hari itu. Saya memutuskan keluar akhirnya setelah azan Maghrib. Destinasi: Mal Mari, dengan pertimbangan sekali angkot 05 dan suasana yang tidak terlalu ramai.

Di angkot saya hanya berempat dengan supir, seorang penumpang di samping dan belakangnya. Saya duduk menepi dekat pintu masuk. Di tengah perjalanan, angkot berhenti untuk transaksi 'ballo' dengan seorang penarik becak, tidak jauh dari perempatan veteran dan bawakaraeng. It was not late at night so I didnt get frightened. Penumpang yang di belakang supir tertarik dan ikut membeli dua botol air mineral besar. Angkot melaju, saya masih dengan pikiran-pikiran sendiri.

Seperti yang biasa terjadi, saya tiba-tiba blank, not trying to be so drama but tears was streaming down my face. Mungkin karena malam, saya tidak khawatir akan ada yang memperhatikan. Dari balik kerudung yang menutupi pandanganku dari penumpang di hadapanku, kulihat ia melihat ke arahku. I kept weeping silently... Dan beberapa saat kemudian, dan inilah momen yang awkward itu, ia memberanikan diri bertanya, "kenapaki?"

Oh my goodness...

Weeping has happened to me lot of time, but I never guess that orang yang menyadarinya adalah penumpang itu di hadapanku, yang tadi sempat saya kutuk dalam hati karena transaksi minuman haram itu.

'Oh, nda apa-apa,' jawabku yang pasti sudah sangat terlambat untuk berpura-pura. Ia pasti melihat tanganku melap sisa-sisa air mata. Duh ketangkap basah. Untunglah itu tidak jauh dari tempat saya akan turun. Mungkin ia berpikir saya panik makanya buru-buru turun, mungkin juga setelah saya turun ia akan menceritakannya pada supirnya sambil senyum-senyum atau malah jadi bahan guyonan. Just dunno.

But one thing for sure, turun dari angkot, setelah mengumpat dalam hati karena ceroboh, saya menyelipkan doa untuknya, semoga ia menjadi lebih baik. Dan seandainya saya punya kesempatan dan keberanian pasti saya akan berterima kasih for that little care.

What a night hahaha..

Love always,


Emma

15 December 2014

Iqko,

Kembali mendengarkan Coldplay. Kali ini True Love, gara-gara di tv kabel tiba-tiba terputar klipnya. And guess... sama depressing nya dengan Bullet Proof nya Radiohead. Gosh... Mendengarkannya berkali-kali hingga tertidur dan saat terbangun hapeku masih cukup batere memutarnya. Terakhir kalinya seperti ini sudah bertahun-tahun lalu, pada lagu Sparks. Saya tidak menyimak Mylo Xyloto, mungkin terlalu futuristik, dan saya tidak betah dengan ke-masa depan-an.

And you know what again, saya sudah menyelesaikan Akar dan KPBJ. Jauh ya jaraknya saat pertama kali terbit. I'm planning menyelesaikan kisahnya hingga Gelombang. Eh kamu belum dapat novelnya ya :D

It's December already. Kata orang-orang apa yang terjadi di Desember biasanya gold. Buatku, lebih banyak milestones. Yes, Desember selalu menyimpan misteri. We'll never know what it will bring. Hujan belum terlalu sering. Mungkin di akhir bulan baru menuju puncaknya. Then January will roll on our feet again...

I haven't planned going somewhere this month, dont know I just dont feel belong to anywhere on this planet. Can't stop my brain, but I think it would be the best vacation, staying in room, let my mind find its destiny. Sambil tetap berharap suatu saat akan benar-benar terjadi. Funny or weird, terkadang apa yang kita tuliskan menjadi kenyataan.

Kalo untuk itu, saya tetap akan menuliskannya: PRAHA!

Love always,

Emma


13 December 2014

Breath in the night 
Like crushed a tired sunrise
Born again the day
Brings young naivety 

After all these years 
Forget about all the troubled times

(Silverchair - After All These Years)


6 December 2014

"Milk and toast and honey, make it sunny on a rainy Saturday..."

Dear Mei,

It's Saturday... The only day in a week when I think I can finish the whole work days stuff I cut off hahaha. But first time in my life, putar radio instead of playlist di laptop. And it's rainy... I remember the song (roxette) yang jadi ringtone mu dulu. Kudengarkan hari itu waktu kita naik angkot sama-sama entah ke mana saya sudah lupa :D

Tadi malam saya menginap di rumah Eby, seorang teman kantor yang kadang membutuhkanku di
akhir pekan :D Best thing kalo nginap di rumahnya, it's a huge house, got some room to breath, the air conditioner though sometimes I shivered, dan sebuah tivi dengan siaran film-film. Dan tadi malam yang diputar film kesayanganku "The Secret Life of Walter Mitty", with best soundtrack ever I guess.

Jam 11.20 malam. Hitung-hitungan mungkin filmnya sekitar 90 menit, berarti baru selesai sekitar jam 1 dini hari. I usually staying up but saya baru saja tiba dari Bantaeng, ada kegiatan kantor. Lelah bertumpuk di lutut dan tengkuk. I couldn't even move my body buat dapat view nonton yang layak. You know... Semua kesibukan membuat hari dan malam terasa pendek. Dan tadi malam saya memutuskan untuk tidur, membiarkan malam memenuhi takdirnya sebagai penenang dan bunga tidur pengalih dunia sejenak. Alhamdulillah, there are times we have to give in to the silence of the night ya. I turned to tv off, grabbed the bed cover, falling to the hand of unconsciousness.

And for you my dear, ini buatmu. Saya pernah membacanya waktu kuliah. Sebuah pengorbanan demi kebaikan akan diganti dengan kebaikan/keutamaan lain. Jalaluddin Rahmat mengambil contoh kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha. Zulaikha 'lumpuh' karena pesona Nabi Yusuf hingga menjatuhkan harga dirinya dengan menarik baju Sang Nabi yang menolak hasrat. Keteguhan hati Nabi Yusuf akhirnya digantikan dengan kemampuan beliau menafsir mimpi. Menerjemahkan mimpi Sang Raja yang akhirnya menyelamatkan negeri dai kelaparan.

Pada saat Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan, sebenarnya Ia juga tengah memberi. Entah mungkin, hati yang lebih sabar, atau perilaku yang lebih bijak. We'll never know, we just have to seek to see.

Kadonya sudah sampai. Bingkisan kedua yang kuterima dari jauh, sebelumnya dari Kak Dwi :)
Selamat menghitung hari menuju Natal. Hope we can share stories again, tidak lama lagi.

Love always,


Emma

29 November 2014

Iqko,

I've seen Xmas pictures in Stockholm. Wish I was there. Ingin mendengar giring-giring kaki rusa kutub along with church's bells ringin. With the snow and the lamps. I love everything that illuminates like I love the night. Proof that we need light even in the weakest bright...

Courtesy by Iqko

How are you? Getting skinnier? :) time for lemak-lemak yang selama ini nempel di daging berfungsi selama musim dingin. Atau aktivitas otak sudah menguras berat badanmu.

I just watch Penguins of Madagascar. Quite a pain killer because of last night short conversation with 'you know who'. And one more time, my silence almost killed me. Though I believe, silence could save us from any harms....

We love the ones who ignore us and we ignore the ones who love us.

It's a simplest tragedy that could happen to anyone, you see. On the other hand, maybe it's the way God playing His sense of humor.

And just got news as well, Muse be playing in Germany on June next year. You know it hurts me hahahha. I'll be missing the gig. But I know you always wait me over there. I'll make it this time honey... Hope the patience doesn't leave me again...

And I think become Alice of Closer again, after last night. You know when somebody got rid you off. I just wish, when I moved on, I'd never look back again.

Don't get cold,


Emma


26 November 2014

Dwi sayang...

Kemarin-kemarin saya sudah cerita, kalau setiap malam ulang tahun saya selalu menuliskan sesuatu, entah curhatan, harapan, semacam kaleidoskop, impian yang sudah tercapai, atau sekedar surat tidak bertuan, seperti Charlie.

Sudah tanggal 25, berarti mundur dua hari dari jadwal reguler selama ini menuliskan birthday note.

I haven't re-read them all. Pulang kantor saya sudah tidak bisa melakukan apa-apa, tidur kadang masih pakai seragam. I miss those moments kita di kosan, ngobrol-ngobrol, Ara masih di perut, atau Ara sementara nenen, dan kita berhadapan di depan tv yang menyiarkan pertandingan Piala Eropa. And in the morning I made you breakfast, nasi goreng yang ternyata pakai bumbu instan hahaha.

Like C.C. Lewis said, betapa kita menjalani hari yang terasa sama setiap hari, tapi saat menoleh kembali, betapa banyak hal yang berubah. That is why, I end up thinking, betapa tidak bijaknya menuntut seseorang untuk stay the same. The world is spinning, with new breathe, new circumstances, new stories.

Even myself. You always told me to walking off.. Not to be attached too much with the past. It's a strange pull Dwi. Takes away everything, my pulse, my blood pressure, heartbeat, my nights, my conscious mind. And in the name of love, seemed I can never let go.

As Amelia Brand said, ketika membicarakan cinta di space ship di tengah keheningan galaksi tak berpenghuni, bahwa sesuatu yang tidak bisa dipahami seperti cinta, belum tentu ia tidak ada, Ia ada tapi keterbatasan kita memaknai menjadikannya terdengar sebagai lelucon, jauh dari akal sehat. Love is like gravity that transcends time and space. I shed tears when she said love is observable. That love is something that we can touch.. Just like when Ara covered and kissed you saying good night...

Mother Teresa asked us to have faith on small things, because is it in them the strength lies. I feel that strength that keeps me walking. Though I'm getting older, but I believe you wouldn't be the ones who said I was wasting my time. You know I am free will thinker but, detik demi detik yang terus berlalu selalu membawaku pada keyakinan jika semuanya saling berhubungan. Believing in destiny sometimes makes me weak, I don't deserve good things happen to me. But I hope it doesn't make me give in...

Sebagai penutup, saya sisipkan potongan lirik dari Rogue Valley, The Wolves and The Ravens. The only song in my mobile phone. Listening to it as many as I can. Pretty much boost my mood and takes me to another kind of air....

"When my hands are old and ache
And my memory flickers dim
And my bones don’t hold my skin
There’s no place I haven’t been

I recall the days were few
That is all that I can do
Feel the carvings in the tree
That gives shade for you and me..."

Love always,


Emma

19 November 2014

Iqko,

I just finished Eleanor and Park. Thanks for the book. I couldn't put it down. Rainbow Rowell is a poison. Awalnya kukira akan kesulitan menyelaraskan bahasa, in fact, saya terbawa arus kisah mereka and how wonderful Rowell meramu metafora menggambarkan perasaan pasangan ini... Never in a million years I would think like "Membelai wajah Eleanor seperti ia sedang menyentuh ujung dunia" Holy cow!!!

By the way, apa kabarmu? Belum sempat mengabari lagi via telpon, mungkin engkau tengah mempersiapkan ujian akhir bulan. Or is it the weather? Xmas is coming soon. Pasti sangat indah sekaligus gloomy, White Xmas.

I mean, have you found the missing pieces? Is it raining there as well? Would the coffee warm you? Do you sleep at night?

Kartu pos mu belum sampai. Did you know, once I told Dwi, that in the next life I want to be a postcard. Travel the whole world for free :D

It's my birthday next Sunday... Still, kado darimu 9 tahun lalu yang terbaik ever in my life. Maybe a little hello from Stockholm air or whatsapp text I need to get from you.

Good luck with the test, Buddy

Emma

17 November 2014

Dwi,

It was raining... Looking it again through meeting room window. In the morning, I just got back from Bone. Best friend's wedding. And it was always fun but I couldn't stay late. Di antara angkatan lain, kami yang masih paling sering ngumpul dalam jumlah banyak. Saya kembali ke Makassar bersama Anca, our mutual friend :D First time in my life sejak kuliah kemarin. Woke up at 4 in the morning, rushing up, then cabut persis jam 5. I didn't forget to show him your house when we went through :D

We stopped by on our halfway, just to taste a little warmness in our cups. A little talk about last night conversation with mates. Some of them already made the plans, well if you know what 'plan' means. Bahagia mendengar kabar-kabar bahagia akan datang silih berganti. It fills me... Truly...

I met Daisy, one of my best friends in my life. She was as happy as I was... She's magical, just like you.

By the way, birthday is coming. Wish you were here, honey. I still miss you.



Love always,

Emma




11 November 2014

Hate it when people talking behind someone's back. Belum lagi kalau dengan tawa dan bumbu-bumbu lainnya. I mean, what's the point. Did they enjoy it, gaining some pleasures, or maybe some strength by knowing other's shortcomings? Boo!!!

5 November 2014

Bismillahirrahmanirrahim

So, it's November already... Took two days for me to notice. Rain hasn't come yet. I miss the wet window, the warm twilight from meeting room view over gloomy Makassar. I'm way obsessed.

Abah sudah baikan. Alhamdulillah. Kalau kata Legolas pada Aragorn: Maaf karena sempat ragu. Back in early days, saya termasuk yang paling ragu dengan kondisi Abah, sejak pertama kali mendengar akan operasi (rushed up to archives room, burst into tears no one hear, or the moment when my boss calmed me down through the line). But, there everything goes. Tadi malam menjenguknya, beliau mengenali saya, tampaknya ingin tersenyum tapi belum bisa. Seketika migraine yang kubawa-bawa dari kantor terbang jauh.

"Mbok ya periksa toh dek..." ucap istri Abah waktu di ruang tunggu.
"Cuma tekanan darah bu lagi gak stabil", belaku
"Hati-hati entar kayak Abah, telat baru nyesel"

Migraine sucks. Senyum saja ke Ibu rasanya susah. Saya pamit dan meminta ibu untuk makan dan minum obatnya selama ini. Sejam kemudian ia menelpon mengabari supaya area intermediate ICU disterilkan dulu dari pengunjung. Khawatirnya Abah bisa drop karena kondisi emosional bertemu teman. Ternyata selepas saya pergi, Abah sempat menangis. Sampai tadi malam, sekitar tiga karyawan dari kantor yang datang menjenguk. Maybe, just maybe, Abah sedih atau kaget karena kondisinya kini.

Dari rumah sakit, saya, Ka Jun, Ka Aidil, dan Ka Riza janjian nonton Fury di Mtos. Motivasi pribadi: liat Logan Lerman a.k.a. Charlie di The Perks of Being Wallflower. Motivasi nomor 2: it has been so long, ingin nonton lagi dengan surround sound. Filmnya tentang lima orang penjaga tank Amerika melawan tank Jerman. Personally, saya suka karakter Bible (diperankan oleh Shia LeBaouf). Saya suka waktu ia berdoa dalam sebuah makan bersama di daerah yang baru saja mereka taklukkan. Dalam film ini, kita akan menjumpai pertanyaan, yang tidak ada ujungnya mungkin: apakah Tuhan menghendaki perang?

Dari sisi cinematografi, bisa disaksikan kebengisan dan jahatnya perang. Namun, dari sisi emosional, sosok Don tidak berhasil mengambil tempat di kepala saya. Like it better waktu Brad Pitt di Inglorious Bastard.

Well, hope the rain will come soon yes.


Love always,
Emma

3 November 2014

Johan Enny

Hei kamu yang di balik pintu, kuingin engkau tahu...,
Bila saat pintu kau buka, ku akan tetap ada....


(Naif)

1 November 2014

Mumpung kantor lagi sepi di hari Sabtu, I took the chance streaming Muse's live on Youtube. Gosh, such a lifetime ago. I even missed when they headlined Glastonbury, back in for years ago.

My all time virtuoso :*
Reading Fest was my pick. 2011. You know, it irritated me. It was the celebration of Origin of Symmetry's 10th anniversary. Frankly, the album is my favorite among the other records.

Satu paruh konser Muse memainkan semua (baca: semua) lagu dari album kedua mereka itu, sesuai urutan di sampul album. Dekor panggung disesuaikan dgn artwork album. Huhuhuhu... Gimana nda cemburu sama semua penonton yang ada di sana. It may take another 15 years to see them bring out Citizen Erased, Darkshines, Screenager, and Microcuts out of the room.

Dan ini video durasi dua jam. Selepas semua lagu klasik dibawakan, ternyata lanjut lagi dengan lagu-lagu jagoan lainnya. Kayak reuni dengan sebuah masa kuliah kemarin. Jika lagu-lagu mereka punya alam mental, maka wujudnya pasti seorang teman yang menyenangkan, teman yang cool tapi bahaya :D I feel like I wanna hug Dom yang tatapannya masih sangat baby. Never gets old... Tapi gebukan bikin adrenalin mengalir terus. Miss them so muuuuuuch..  #apadeh

But what most important feeling from this video... Surprisingly I feel alive. Apalagi pas lirik terakhir Citizen Erased, Matt melirih diiringi piano kesayangan:

Wash me away... Clean your body of me...
Erase all the memories... They only bring us pain... And I've seen all I'd ever be...

For the first time again in past few years, I'm relieved...

28 October 2014

"Keadaan ini sangat menghancurkanku..."


(Gigi - Romansa yang Hilang)

24 October 2014

A Short Story for Mei

"Don't get too tired..."

"Thanks for caring me darlin'"

"My pleasure my dear..."

I feel like I'm too young saying the latest line. But I just let go, meski cuma di "R" dan tidak ada pesan selanjutnya. Rarely saja rasanya. Kemarin-kemarin hobinya berlalu. Reading that 'thanks' made all my efforts and most of them disappointment worthwhile. Like I could not ask for more, even 'sorry' for what has been done through. I remember his similar text, far away last year's January.

"I love to stare at your tired face..."

I supposed to text him that, I didn't. Just too afraid I might sound too drama atau dibuat-buat. Meski sebenarnya memang seperti itu. I could wait to see his pale face, sort of emptiness in his sight tapi masih ada sisa tenaga untuk sekedar membalas senyumku. Then I remember again the early days, used to send him 'safe flight, may the weather calm itself for you'. Padahal cuma alasan biar bisa tahu kabar dan di ujung chat berdebar-debar menunggu ia mengirimkan icon kiss ditambah 'for your eyebrow'. Missing those times desperately.

And sometimes I'm losing him. But as Dr Seuss said, don't cry because it's over, smile because it happened. Today, like Sam smiled secretly after reading Charlie's Christmas card, I can't stop staring at my cellphone.
Dear Iqko,

Just read your blog and finally notice there is one for me :D my bad. How's life? I heard it’s already Fall in Stockholm. don’t blow! But one of your picture moved me to write this. You know I always loved to walking down the streets. Often I wish to be a street photographer. Looking at the pic, I keep imagining, kita berjalan across the zebra cross, lalu lalang orang-orang dengan pakaian tebal membungkus tubuh, lalu kita mengencangkan jaket as the wind blows and the leaves will slowly  hit the ground. Then stopping by di salah satu café nearby, drinking coffee and talking bout favorite books and movies, or maybe complaining about the weather and how much we miss home. We started to remember anything back then. And I can hear your typical laughter.   

 Makassar belum turun hujan juga, padahal ini sudah Oktober. Hapal lho saya jadwal musim hujan di Makassar tahun-tahun kemarin #ihik. Yes, it suppose to be raining now. But, jika pun harus datang terlambat tidak mengapa. Beberapa hari lalu, waktu akan menjenguk Abah di Grestelina, saya mampir di gerobak pisang peppe depan rumah sakit. Saya bertanya apakah tetap jualan kalau misalnya hujan. Iya mbak, nanti dipasangin tenda biar tetap bisa jualan, katanya. Tidak kebayang repotnya seperti gimana, tapi, it becomes one of many reasons to be thankful. Malam itu abang penjual tampak sangat bahagia dengan aktivitasnya. Yes, life doesn't stop no matter how hard it is.

By the way, kemarin buku pesanan dari Periplus tiba. Damn Periplus bikin kantong bengkak huaaaaa.. I bought Harper Lee's To Kill A Mocking Bird, dan satunya lagi buku buat hadiah ultah teman di bulan November. Damn Periplus juga saya jadi malas baca buku terjemahan sekarang... Takut nda dapat soulnya #halah.

I read Harper Lee's because Anderson in The Perks of Being Wallflower told Charlie it was a masterpiece. See, I'm getting absurd again :D I love the movie, 24 times and still counting. We know how much I've been moved by how many scenes I pretend I am. Considering bout what happened to my admission, I think I am Sam now, the one who failed SAT but eventually made her moving on and did it. Hope I will too, amin. For a misty morning in Praha yes.

I envy your readings actually, like I miss classroom again. Enjoy it, hard maybe but, seperti kata orang bijak sebuah berlian akan menghasilkan pantulan cahaya sempurna jika dia diasah sedemikian rupa. And you will be coming home a different person. Please remember that, as Kak Syam once said, malaikat melebarkan sayapnya menaungi seseorang yang menuntut ilmu. I hope this one works when you're feeling down.

Looking forward to receive your postcard and the oak's leaves.
Stay healthy and I wont forgive you if you're not tagging me a gig you've been to hahaha :D


Love always,


Emma

23 October 2014

Dwi,

I know you dont like the rain, but here I'm missing it too much. Yesterday I went home earlier than ever and ever. In the last three days, sun burns, drew my migraine and I had a sudden fever. I only told my boss, who've I already did two days ago, when I was asked to participate as committee for Makassar's celebration on our new president inauguration. I messed up.

Isn't it weird, it's almost November but the rain hasn't showed yet. Apparently I'm not the only one in this office who noticed. Let's call it a little happiness, you know, when somebody makes you feel you're not alone :D


By the way, I didn't make it to Amsterdam. I got the letter of offer, but not for the subject I applied for. They offered me a prepatory program as a condition before joining the research program. I haven't replied the message, and I missed IELTS test last month. The university must receive the result due to 31 October. Guess, I failed again this time honey. But don't give up on me. Help me believe that I will make it somewhere else.

And today I planned going home by tomorrow night. Kila, daughter of Kak Accank just had her birthday. Gotta find her gift yes :D most of all, perhaps, to recharge...

Come home immediately, please. Lots of story to tell.


Love always,


Emma

19 October 2014

Dwi sayang,

Kalo sudah cek di twitter, pasti sudah tau kenapa saya menuliskan ini untukmu. Semoga kabarmu baik. I started get bad again...

Tadi sempat lihat di Path ka riza dan Instagram ka jun... Kangennya setengah mati. But more than that, I miss our conversations, staring at the ceiling and spelling curses upon our 'you know who' :D

By the way... I am at pizza hut wrote this. I used to think food is the answer to every problem. Tonight I think drinking my all time favourite drink 'green tea shake' and hot lasagna could bring me some peace of mind.

I'm with Ilham, the only 'blood' brother I have around. Like every meet up, we dont talk much, bit awkward. Maybe I'm the one who keep the silence too much. Randomly he told me that last week he made a presentation in his '20th century literatures' class. Suprisingly, he know much about New World Order, you know maybe some kind of conspiracy theories. He should be   friends with Matt Bellamy :D

Moreover, thankfully that I dont have to talk bout myself because I dont really want to, he told me about his favourite writer. Guess what, he loves JRR. Tolkien's Lord of the rings, though he hasn't read the whole saga. In the end I let him know that I'm deeply in love with Fitzgerald's Great Gatsby. He shrugged, katanya belum pernah baca hahaha.

He's on his way to final thesis. He keep asking me what to write about. I suggest 'urban legends' in 21th century literature. Yes, stuffs like in The Hunger Games, Percy Jackson, sort of. I dont really know much bout literature research but because I cant help he keeping ask me, so I guess that could be a way to stop him. I'm cruel sometimes. Forgive me little brother...

And he told me about Walking Dead series. Mungkin dia heran mengapa saya hanya menggilai serial Sherlock.

"Sudah season ke lima. Yang season satu sampai empat saya nonton cuma semalam," selorohnya bersemangat.

I just smiled...

"I love Game of Thrones!"

Tadi sempat ketemu Nida. Aku menemaninya mencari tiket pulang ke Nunukan. She was here for scholaraship things. I always pray for her braveheart... Not to mention that she's pregnant makes me think how dreams are worth fighting for. Isnt it honey...

Okay I'm getting better now. Thanks for reading this. Semoga hujan turun secepatnya, so I could feel more secure in this town.


Love always,


Emma

17 October 2014

Still...

O January, you brought me to him, along with the cold morning breeze and stormy nights. The early days I will always be missing, which paint smiles at harsh time.
Never regret though.

Wish I photographed us, the only place we could be together through time. Till the picture becomes yellow or even blurred.


I'd never say always, for the future isn't mine.The only words now I only have is 'Still'. Whenever he ask me, my answer remains the same. No matter how far the past have left
and how fast the future comes over...

14 October 2014


Suddenly I feel as the craziest person on earth... Thank you Sam :*

28 September 2014

Dwi,

Hari Minggu ini saya masuk kantor. Bukan permintaan atasan, tapi karena saya harus menyelesaikan tugas. Enam hari terakhir saya menemani seorang teman yang tiba-tiba kena stroke saat akan berangkat ke kantor. Dia senior di kantor, jadi kami lebih sering memanggilnya dengan 'Abah'. Sampai saya menuliskan ini, ia masih terbaring, ditidurkan, dengan selang-selang terpasang di tubuhnya. Kata dokter, jika pengaruh biusnya habis, ia bisa mendengar suara dan merasakan sentuhan pembesuk yang kebetulan datang.

Hanya sesekali aku masuk ke sana (aku mulai kecanduan aroma alkohol antiseptik tangan jika ingin masuk), dibanding salah seorang keluarganya yang jika jam besuk habis, ia akan masuk membacakan Surah Yasin. Terakhir tadi malam aku menemani anak sulung Abah. Sebelumnya, agar emosi tidak menjadi-jadi, ia sudah terlebih dahulu diberitahu oleh ibunya. Namun itu tidak cukup membendung emosi yang datang setiap saat melihat kondisi abah.

Dan air matalah yang mengeratkan pelukan. Aku keluar saat ibunya masuk, katanya ingin bertiga saja. Aku menatap dari balik dinding kaca. Beberapa suster tampak sibuk dengan rutinitas harian mereka, menulis catatan-catatan, menatap monitor, membersihkan tubuh pasien.

Pasien silih berganti, dan tiada hari berlalu menunggu dokter jaga datang tanpa melihat anggota keluarga pasien menangis di dekat pintu masuk.Dan pemandangan yang selalu mengharukanku, setiap melintas di kamar sebelah Abah, ketika ada yang mengangkat tangan, merapalkan doa sambil memejamkan mata. (Have you questioned, why we close our eyes when we're saying prayers or even, when people kissing?)

Selalu damai melihat orang berdoa. Merasakan harapan bersemi di hati mereka. Saat kedirian sudah habis digantikan kepasrahan. Hari pertama Abah masuk UGD Awal Bros dari RS Wahidin, istrinya yang selalu kudampingi tidak henti-hentinya merapal istighfar. Sekelilingnya seolah sudah hilang. Tangan yang satu memegang tasbih, tangan lainnya mengusap air mata. Aku ingin sering-sering melihat orang berdoa, agar hilang kesombongan ini Dwi. Semoga Tuhan menunaikan harapan istri Abah.

Tadi malam, saat menghibur anaknya yang tidak berhenti menangis, ia mengatakan kalimat yang membuat air mata yang sejak tadi kutahan, jebol juga:

"Sudah garisnya seperti ini, Nduk. Ga boleh ngeluh dengan kehendak Allah."

Katanya hidup ini adalah untuk menjalani peran, apapun yang menjadi kehendakNya. Even if we disagree from the moment we were born. Beliau selalu mengingatkanku dan dirinya sendiri mostly, "Allah ga pernah ngasih cobaan di luar kemampuan kita dek, berarti ibu bisa ya karena dikasih cobaan kayak gini."

From that moment, dengan semua yang sudah kusaksikan dalam seminggu ini, aku melihat begitu banyak pengorbanan, kerelaan, keikhlasan, ketulusan... Kata Kak Rahe suatu hari, jika mulai tidak bersyukur dengan kehidupanmu, datanglah ke rumah-rumah sakit. Greater pains are there.

Semoga Allah mengabulkan doa yang terucap dengan napas tersengal karena air mata, doa yang diucapkan dengan mata terpejam tanpa suara, semoga semua pengorbanan bermuara kembali kepadaNya. Dan pada akhirnya kita pahami bahwa tidak ada yang hilang. Semua datang dariNya dan akan kembali padaNya.

I still miss you, btw



Emma

3 September 2014



Mamuju, 3 September 2014

Saya memposting tulisan ini dari kamar 311 hotel d’Maleo Mamuju. Tadi malam marketing ada acara gathering di ballroom hotel ini. Ini adalah gathering ke sekian yang saya ikuti dan saya harus berada di luar kota. Well it relieved, untuk sejenak dua hari rehat dari rutinitas di kantor and it was good. Saya merasakannya begitu masuk kamar, another single bed, tv cable show, but better toilet I guess, peralatannya lengkap (they event got a comb, the most important thing in my life but usually forgot to bring it when im outta town). 


View dari jendela cukup menenangkanku, mesjid agung dengan empat minaret dan sebuah landmark di bukit di belakangnya. 

I slept at 2 am. Something with insomnia but it was more on my denyut jantung yang terpompa agak keras setelah kegiatan selesai. Im kinda the person who cannot eat and sampai semua urusan selesai. That’s why berat badanku tidak pernah di atas 45 lagi. Fiuuuhhh. Beberapa hari kemarin, I wish timbangan yang salah, karena menunjukkan angka 40. Tulang rusuk malah udah makin keliatan hahahhaha. 

And when I woke up, like the other beginning in the morning, i wandered. I think this is the baddest thing about being a woman. You keep things in mind for long time. Every day I woke hoping that everything gets better and lighter, that the pain soon be gone. Looking through the window, berharap ada jawaban di sana, seperti yang selalu berusaha kudapatkan dengan meneguk caffe latte favoritku di coffee toffee atau mendengarkan radiohead ‘bullet proof’ berulangkali seperti yang kulakukan saat menuliskan ini. 

I didn’t have breakfast. I don’t have breakfast. Sistem pencernaan sepertinya sudah tidak mengenal sarapan. Please don’t tell my boss because he would get mad. I just sat, typing, with a mirror in front of me, and a soft vivid light above it, which made me covered the window. saya tidak terbiasa dengan cahaya lampu pada siang hari. I had to choose apparently. 

Saya belum bercerita apa yang saya lakukan selama kegiatan kantor ini. Bersama kak Adi mempersiapkan semua perlengkapan, dan saat dia harus berangkat duluan ke Mamuju, saya keep contact dari Makassar untuk semua perlengkapan lainnya yang tidak sempat dibawa. It was exhausting, but still in my limit, except for being asleep in coffee toffee as I spent time reading The Perks of Being a Wallflower.

 Tugas lainnya dan yang paling penting, menemani Dyna, finalis Idol 2008, yang akan mengisi acara kami. And one more time, I aslept during the haul. Tidak biasanya, saat suara bising mesin pesawat tidak bisa membuatku terlelap. So I guess I was the top of my limit lately. Saya tiba kemarin siang, cek ballroom, bungkus-bungkus hadiah door prizes, dan tidak sempat rehat sejenak sebelum acara dimulai.

But it always worth it. I always love to see tired faces. Loving the silence and the solitude in the room. Being away from familiar things.  That was when I remember my friend saying to experience something new, radically new to me hahaha. Yeah perhaps I will. She said it will help me a lot, to keep my brain alive or just to distract me from my so-called little depression . I hope so, I do hope so.

Cheers,


Emma

28 August 2014

Dwi,

Senang mengetahui paket untukmu sudah sampai. Seperti yang kuceritakan di surat pengantarnya, paket itu diterbangkan bersama paket lain, dan aku baru saja mendapat info dari DHL kalo paketnya sudah sampai juga. Alhamdulillah. Let God do His part :))

By the way, saya mau bercerita sedikit hari ini.

Berawal dari tidak sengaja melihat twitpic @yelyahwilliams, vokalis Paramore yang lagunya Aint it Funny menjadi moodbusterku sejak sebelum Ramadhan kemarin. Ia sedang menggendong bayi dan tertulis "Reunited and it always feel good". I'm not sure her baby, but yang saya pikirkan kemudian adalah saya mengingat keponakan perempuanku, Kila. Beberapa hari lalu saya memesan baju tidur untuknya. Sepertinya semua yang bisa kubeli akan kubelikan untuknya. Then saya teringat dengan dua ponakan cowok sebelumnya.

Jadi ingat waktu mereka masih seumur Kila, aku juga tidak akan pulang ke Bone tanpa membawa apa-apa untuk mereka. Dan kini mereka sudah masuk TK, yang sulung sudah mau masuk SD malah. Entah, berapa kalinya kita akan mafhum sambil berujar "Time flies..." Jika perubahan tidak bisa kita lihat dengan kasat mata karena kita turut berubah di dalamnya, menjadi bagian dari perubahan itu, maka apa yang saya alami tadi adalah satu tanda kecil yang nyata, perubahan itu memang ada.

Have a great day, selamat packing-packing dan pindah-pindah.
Wish I was there to help you around.
Kabari alamat barumu segera, lots of movie I'd love to send to you.


Love always,


Emma 

23 August 2014

Everything isn't always as it seems..
(Betty, Monalisa Smile)

Baru saja menjalani pekan yang paling melelahkan setelah bulan puasa. Meeting tiga hari berturut-turut, temani tamu makan siang dan makan malam, serta semua drama yang terselip di dalamnya. Drama paling membuat tremor saya kambuh dan nyaris tidak bisa bernapas, adalah saat bos besar sudah ada di lokasi meeting, sementara saya dan manajemen masih sementara makan huhuhuuhu. Tapi akhirnya terlewati juga, terima kasih untuk semua yang membuat pekan ini berlalu dengan baik.

Dalam sepeken ini juga, sempat tidak tidur dua malam. Semua demi menyelesaikan aplikasi, mengejar deadline yang sisa sepekan lagi, 1 September. Fiuuhh.. Semoga masih bisa terkejar.

Tadi malam saya berharap bisa terjaga lagi, niatnya tidur cepat biar bisa bangun tengah malam dan lanjut selesaikan aplikasi yang sisa sedikit lagi. Setel alarm, kasur tidak saya rapikan biar tidur tidak nyaman biar bisa bangun lagi maksudnya. Tapi kenyataan selalu berbicara lain, dan kali ini saya menyalahkan alarm handphone yang nyaris tidak sanggup membangunkankuuuuu aaaarrrgghhh... (mungkin saatnya kembali membelikan alarm tuaku baterai, yeah!)

Iqko sudah di Stockholm.. Envy him sometimes but, like Holy Man said, real friends won't be jealous. Gosh, padahal baru kemarin sempat-sempat ketemu di Lasinrang. He gave me Eleanor and Park, as he promised. A nice book, apalagi sekarang sedang cari buku-buku dengan tema serupa. Kemarin ketemu juga dengan Meike, sudah mau balik ke rutinitas kuliahnya di UGM. She promised me 'The Perks of Being A Wallflower'. Saya yakin bukunya lebih dalam menggambarkan watak tokoh-tokohnya. No, I dont blame the movie. The movie is another story yet still astonishing. Ngeliat lost nya Charlie bikin saya nangis, and when Sam hug Charlie waktu mendapat kabar bahagia, always the best part!!


Dan seperti kuot di film itu, friends leave but life doesn't stop for anybody. I miss my friends so much. Dua malam lalu, saya ke racing, rumah keduaku di Makassar. Niatnya mau main-main sama Miqa, eh keburu tidur. Tujuan saya ke racing, literally karena memang lagi lapaaaaar habis dari kantor malam-malam. And Echy, she's always be amazing (not to mention she's a tired mom). Untuk sebentar, saya menemaninya menidurkan Miqa, di kamarnya yang dulu sering kami jadikan seperti ruang BP di sekolah, tempat curhat. Sometimes I heard Dwi's decible laughters.

Things changed maybe, but the way Echy reading me remains the same. She doesn't have to hear the whole story but she always knew what I am exactly feeling just by looking at me.

Then I remember Dwi said, masa depan masih jauh, tapi yang tidak bisa ditunda adalah bahagia. Dan kebahagiaan yang saya perjuangkan malam itu terpenuhi juga, liat Miqa bobo, short talk with her mom, and of course, free dinner and a cup of coffee :D:D

Cheers,
Emma

30 July 2014

Dear Dwi,


Apa kabarmu, pasti sedih tidak berlebaran di rumah. But like you always said, hal besar menuntut pengorbanan yang besar. Trust me, we miss you and wishing you were here.

Aku ingin berbagi apa yang kupahami tentang frase ini: What If

Aku lupa ada di dialog film mana. Dalam film itu, sang narator bercerita dalam sebuah surat kepada temannya. Kurang lebih seperti ini:

"'What' dan 'if' adalah dua kata yang berbeda dengan makna yang berbeda. Namun ketika disandingkan, maka lihatlah kekuatan yang dihasilkannya."

Did you know Dwi, saat Wright bersaudara presentasi proposal proyek pesawat terbang pertama mereka, hadirin lebih banyak mencemooh dan menertawakan ide yang kala itu dianggap gila. Namun kebesaran hati dan cita-cita Wright bersaudara, mereka hanya menanggapi dengan kalimat: what if... what if we can really fly? And we all now have seen how far they brought people. 

Di sebuah kesempatan lain, aku pernah menyaksikan salah satu episode How I Met Your Mother, waktu Ted flashback ke masa sekolah awal pertemuan mereka. Ted meminta foto bersama Marshall dan pacar Marshall, Lily. Lily menolak, khawatir hubungan mereka tidak akan bertahan lama dan foto itu hanya akan menjadi lelucon di masa depan. 

But Ted is the nice man, he said, what if he is your future husband. Dan itulah yang memang terjadi. Marshall menjadi pasangan seumur hidup Lily. 

"What if" is a dangerous phrase. It means hope and power. And hope is a dangerous thing too, remember?

One day, if I started questioning and doubt, I wish you would say 'what if' for the other way round. 

Yes, still miss u,


Emma 

Semalam di revi.us

Penghujung Ramadhan...

Sebelumnya saya pernah meminta Meike agar ia menemaniku belanja oleh2 buat hadiah Lebaran orang-orang di rumah. Kami sengaja ‘telat’ ke gerai baju demi harapan jumlah pengunjung akan berkurang dan kami bisa leluasa. But that remained a myth. Matahari tempat kami keliling masih penuh sampai jam 22.30.

Kami memilih yang kami sanggup beli dan sesuai harapan. Baju koko buat adek Ilham dan bapak dan kebaya hitam buat mama.

whom you can talk about almost anything
Meike mengajakku singgah ke kantor revi.us sebelum kami balik untuk ber-sky is the limit di kosan di Toddopuli. FYI, revius aadalah situs ‘citizen journalism’ yang dikelola oleh sahabat baikku di kampus, Abe. Lokasinya di jalan Adhyaksa, jadi kami memilih berjalan kaki cantik. Maunya bawa donat tapi semua gerai baking sudah tutup.

Awalnya kami cuma ingin singgah. Say hi ke Abe, Jooem, atau Echa then leave. But… Karena lamanya tidak bersua dengan Abe dan Nunu, kami tinggal sampai sahur. Pesan panas special minus coke yang saya ganti dengan lemon tea. Hardly drinking coke and its friends. It was fun. We had talk in a small living room yang dibatasi oleh tiga bidang sofa merah. Dari komputer terputar soundtrack film The Secret Life of Walter Mitty, menebak adegan-adegan pas lagu itu. Abe complained karena tidak nonton via teater dan saya membuatnya cemburu karena saya dapat waktu masih tayang di TO.

Dan dari situlah semua percakapan tengah malam dimulai.Kali ini saya harus mengakui Meike dan Abe sebagai juara insomnia. Jam setengah empat saya sudah tepar, meringkuk di sofa. Yes, I love sleeping on the sofa. Samar-samar saya bisa mendengar percakapan mereka. Abe sempat bertanya mau lullaby apa, yang dengan mantap kujawab “Absolution” nya Muse.

I must have been sleeping while the record was on, cause the moment I was awake, it was Thought of a dying atheist in the air. Saya benar-benar lelap dan terbangun jam 06.00 while they were still nowhere but in the middle of the conversation (fiuuuhh, tahan bener) and saw a piece of sunrise on Abe’s face (whew).

Kami pulang naik bentor, tidak terlalu jauh dari kosan. Saya sudah berjanji pada Abe dan teman-teman mungkin akan sering-sering ke sana. By the way juga, saya bisa menepati janji submit satu tulisan sebelum Lebaran. Selengkapnya bisa dibaca di sini.

19 July 2014

Baru sekali ini lagi saya terbangun kesiangan, asli kesiangan, jam 10. Still got towel all over my head. It's Saturday but I supposed to work, sudah lupa jadwal on-off nya. Huft.

Ini namanya membayar tidur hahaha. Saya tiba di kosan jam 4, setelah dari Panrita, bergabung dengan teman-teman berdoa. Rencananya mau tahan sampai pagi, but my mental world didn't let me. Alhasil setelah bersih-bersih, langsung rebahan, mengucapkan mantra 'let's sleep' and  couldn't remember anything more afterward. Yang saya ingat hanyalah saya sempat tersenyum saat memejamkan mata.

I'm exhausted, mungkin ini rasanya jetlag kali ya. Jam biologis masih merasa waktu subuh. Di luar matahari menyengat dan merusak moodku plus perasaan begah di perut menghilangkan sebagian konsentrasi dan toleransiku.

Anyway, semoga mood nya bisa swing lagi. Lotsa thing to do T___T

Okay, before drowning again, the following quote changed my life:

Beware of envy for it harms you not your enemy 
(Imam Al Hadi AS)

16 July 2014

18 Ramadhan 1435

Woke up in the morning and my mind still echoing last night's test result by @blogdokter. The test is intended to capture depression symptoms. It divided into four categories based on the sum of the answer's value. Suprisingly or predictably, my score is 33 and that is above 30 which describes I got "Gejala Depresi Berat".

Oh, my. This ever happened before, when I was in junior high school. Yeah too young untuk merasakan keinginan untuk mati.

Unfortunately, terapi makan harus saya tunda sampai jam buka puasa :D but that's okay. Pola makanku juga banyak berubah setahun belakangan ini. Waktu saya cerita ke Dwi, dia malah tertawa -,- She suggest me to have a long vacancy. Ka Aty, seniorku di kantor malah meminta saya segera ke psikiater, sebelum semuanya terlambat.


Untuk beberapa saat, saya merasa menjadi John Watson, harus menuliskan apa yang terpikirkan di blog, perubahan-perubahan yang terasa, meski in his very mind tidak ada yang berubah. You're not alone John...

So that's it. Have to face the fact I'm on my way hahhaha. But at least di dua pertanyaan, skor saya 0 (nol). Pertanyaan tentang masa depan. At least saya masih percaya dengan masa depan. Seperti saran Dwi, Lebaran ini saya akan mengambil libur, just made a plan to stay couple of days in my Granny's house. Kuharap akan lebih menenangkan.

15 July 2014

Dwi,

It was 00.20 and I was still with my uniform, trapped in Sari Laut nearby my appartment #halah #gaknemuistilahnya.Likely, seminggu ini tekanan darah mungkin turun, bawaannya oleng, dan sudah berapa kali saya menabrak pintu atau meja. Awful.Efeknya juga ternyata, tadi malam, I felt like I might eat the whole things.

Baru tiba dari bilangan Perintis, had a not-so-strong caffein for staying late up night. I thought it could, but apparently saya terkapar juga sampe telat bangun, seperti yang kubilang di Path. Caffein didn't work lately. Sudah kebal kali ya...

By the way, saya ingin menceritakan kejadian kemarin di kantor. Saya pernah sudah menyinggung namanya di blog ini. Pak Naing, driver salah seorang bos di kantor. Mengenalnya sudah sejak sebelum saya resmi jadi karyawan di sini. I love to be around him, bahasa Indonesianya kadang terbata-bata dan ia lebih banyak menggunakan bahasa bugis ketika berbicara denganku.

Dan... Lebih banyak tertawa.

Usianya sudah paruh baya, salah satu alasan mengapa saya merasa 'aman' bercerita dengannya. Entah sebuah kebetulan atau memang sudah natural law nya orang yang sudah berumur, ia memiliki beberapa pengetahuan yang menurutku 'klasik' yang hanya dipunyai oleh orang-orang 'pedalaman'. You know Dwi, pengetahuan orang-orang dulu.

As he saw my wrist, katanya pergelangan tanganku 'aneh'. One in one hundred :D

Ia menyarankan, jika misalnya aku pulang ke Bone, sebelum orang menanam padi atau tanaman lainnya, saya yang harus memulai duluan. That kind of wrist, katanya, tanaman itu pasti jadi. Whew... Strange, but I tried opening my mind to that belief.

Lalu kuceritakan, mungkin 'bakat' itu turun dari ayahku, yang juga selalu berhasil dengan tanaman-tanamannya. Saya berjanji pada pak Naing, saya akan menguji teorinya, kelak jika saya sudah pulang ke Bone dekat-dekat Lebaran ini.

somewhere in Parallel Universe,
we are them :D
This sticks in my mind, just before I went to bed last night, evenmore when I was in the cafe with my coffee latte thing. The thing is... untuk sejenak saya merasa punya arti, dengan hal sederhana itu yang 'kumiliki'.

Kemarin juga, I wove my hand to a fellow friend, then he wove back. Another kind of happiness. Say, that my next steps in the rest of my life would be just about collecting pieces. Ow, I miss us talking about that hahaha.

Have a great life in your new place. Don't stop doing little kindness, no matter how invisible they might be.





Emma


5 July 2014

Makassar, 4 Juli 2014

Berkesempatan bertemu dengan Ka Asri, salah satu senior di FISIP UH. Setahun di atasku. Ka Asri dan istrinya adalah saudara jiwa jika bisa dikatakan demikian. 

Ada sebuah sabda dari seorang Imam suci, Treat ordinary people with fairness and treat the believers with self-sacrifice. Maka keluarga kecil itu termasuk kategori yang kedua. 

Puasa tanpa terasa masuk hari ke enam, kami buka puasa bersama di salah satu tempat makan di Panakkukang. Ia yang mengusulkannya sejak beberapa pekan sebelum Ramadhan. Menu utamanya yang adalah kebangaan saya: Sop Ubi Ganja. Literally not. Tapi term "Ganja" merujuk pada rasa sop ubinya yang membuat saya selalu ingin tambah. 

"Mudah-mudahan masih seganja yang dulu, Em"

Hahaha. Iya, saya sempat khawatir ada perubahan rasa dari terakhir mencicipinya kurang lebih setahun lalu. 

Dan, memang masih senagih yang dulu. 

Tapi bukan hanya itu tujuan tulisan ini. Bertemu Ka Asri saya selalu merasakan secercah harapan. Sama ketika saya bertemu Dwi, Iqko, Nida, Madi (teman-teman seperjuangan di kampus). Yang buat saya, mereka adalah orang-orang yang selalu memberi ruang bagi kisah-kisah yang mungkin anti-mainstream, imajinatif, atau mungkin kisah yang menguak luka #dalem. 

Saya bercerita tentang film terakhir yang kunonton malam sebelumnya, Transformer: Age of Extinction, di mana saya menontonnya dengan Dwi, Were, dan Ara. Di sela-sela film saya sempat tertidur, oh no. Lalu saya juga bercerita tentang X-Men yang franchise terakhirnya cukup memuaskan saya dibanding skenario The Amazing Spiderman. 

Tidak lupa tentang novel terakhir yang kubaca. Fiuuuhhh... Tidak ada ruang bagi kisah-kisah ini di kantor. Entah karena kesibukan yang sungguh menyita waktu dan kesempatan. 

Saking serunya cerita dan semangat membalaskan dendam karena lapar :D saya sampai pesan dua kali. Tapi justu itulah yang dia inginkan: saya harus kenyang. Alhasil, dua piring + sebotol teh + satu gelas kopi susah payah kuhabiskan. Keringatan. 

"Ya, lumayan buat sampe sahur sudah nda makan lagi," kataku. 

Kami ngobrol sampai semua pengunjung pulang, stand sudah banyak tutup. Bunyi roda troli sudah tidak terdengar. Kami berpencar, ia kembali ke Tamalanrea, saya kembali ke Toddopuli. Ada janji nonton bareng Prancis vs Jerman dengan teman-teman kantor, rame-rame. 

Bukan kali pertama saya harus terjaga sampai dini hari hanya karena undangan yang saya tidak bisa tolak. Saya hanya ingin menjalani kesempatan yang datang, yang belum pernah saya lakukan. Seperti kata Ka Asri saat kami turun tangga daripada menggunakan lift,

"Ini baru pertama kali saya gabung dengan rombongan pengunjung mal yang telat pulang..."

The last time do things for the first time. I remember a friend told me that. Hidup bukanlah kemarin atau esok. Saya hanya ingin memaknai setiap momen, salah satunya dengan berani mengambil resiko, termasuk pulang dini hari *tepok jidat*. Karena mungkin saja, apa yang saya lakukan memberi dampak di masa yang akan datang. 

Btw, Jerman melaju ke semifinal. Masih ada satu pertandingan lagi, tapi kami memutuskan pulang. Esoknya kami masih harus ngantor meski Sabtu. 

27 June 2014

Dwi,

Malam pertama Ramadhan di hadapanku, dari balik jendela ruang meeting. Jumat, kata orang-orang suci, doa yang diucapkan saat matahari separuh tenggelam akan diijabah. Namun, awan tebal sedikit merusak mood berdoa, aku jadi tidak bisa melihat saat mustajab itu tiba. But, doaku dalam hati tidak berhenti hingga samar suara azan mulai terdengar.

Belum ada pengumuman resmi dari pemerintah. Tapi setahuku, kemungkinan besar engkau sudah berpuasa besok. Seorang teman mengajakku menemaninya sahur pertama. Dia juga seorang ibu, tapi karena kesibukan, ia harus menitip anaknya di rumah orang tuanya di Jakarta. Sebenarnya malam ini aku ingin habiskan di mahadir canai dengan geng canai. Tapi ini bukan pertama kalinya ia merengek ditemani. Rumahnya tidak terlalu jauh dari kantor, masih bisa dijangkau jalan kaki. So, I decide to stay at office, sambil selesaikan pekerjaan yang sudah menumpuk sejak pulang dari Lombok... Fiuuuhhh...

Me really wanna go home, but this routine is my guilty pleasure sometimes. Conficious said, wherever you go, go with all your heart. Ya, mungkin udah sampe ke taraf itu kali ya hahaha. Pikiran masa kuliah kita pasti akan menganggap inilah ilusi kerja, a job that slowly kills me. But, maybe that's all I need. Apalagi, Ramadhan sudah datang. Jika tidak ada aral merintang, saya harus ke luar kota lagi (dengan segala drama perjalanannya :D) Atau jika tidak, pindah dari satu acara buka puasa ke buka puasa lainnya, jam kantor akan terasa lebih pendek. This is somehow bad news for me, bulan ini akan berlalu dengan cepat hingga mungkin tidak sempat merasakannya. Semoga tidak denganmu, Dwi.

Mungkin itu yang akan jadi doaku, semoga waktu yang melalui kita tidak dendam dan menghabisi semua yang dilaluinya. Karena tidak lama lagi, dua sahabat terbaikku, kamu dan Iqko akan pergi. Tidak mau membayangkannya tapi pasti tetap akan terjadi. Tapi seperti katamu, dengan hijrah akan terbuka pintu kebaikan. Aku mendoakan kebaikan untukmu, untuk Iqko, dan berharap saya juga bisa melalui hijrah spiritual serupa.

I miss you by the way, casually. Kantor mulai sepi, besok mungkin banyak yang tidak masuk.Tadi, seorang teman menghampiriku, cipika cipiki, dan sesuai tradisi sebelum puasa, ia mohon maaf. Aku bercanda berkata aku belum puasa besok, Lebaran masih lama. Dia berlalu sambil berkata, "siapa yang tahu hari esok masih ada." Ungkapan yang nyaris tidak pernah kudengarkan di tempat ini. Seperti sebuah berkah, saat yang kita butuhkan hanyalah seorang yang percaya bahwa hari esok belum tentu akan datang lagi, bukan yang selalu menganggap hidup ini selamanya, yang karenanya begitu mudah menyakiti hati, memelihara dendam. Aku teringat dengan kalimat di sebuah buku yang kubaca di Gramed tadi malam "Hari kemarin terasa sangat jauh, dan hari esok sungguh cepat datangnya."

Satu hal yang juga ingin kusyukuri hari ini, saat mobil yang kutumpangi ke pabrik tadi randomly memutar lagu "Kau dan Keajaiban Kecilmu" milik Ada Band. Ini lagu favorit kak Accang, bisa dibilang penjara bagi kenangan-kenangan kami waktu kami masih tinggal di Daya. Terakhir kali mendengarnya seperti sudah bertahun-tahun kehidupan yang lalu.

Keajaiban kecil, kau baru-baru saja menyinggungnya di status bbm mu beberapa hari lalu. Jika hidup adalah tentang keyakinan, maka salah satu keyakinanku adalah tentang little things that keep people alive. Jangan berhenti, Dwi. Seperti butterfly effect, kita tidak pernah tahu 'badai' apa yang akan diciptakan oleh sebuah kepakan kebaikan.

Please dont stop reminding me when I start being so drama. That's one of your parts in my life. :DD Selamat berpuasa, may Allah bring us all home. Amin.

Love,


Emma xoxo

9 June 2014

Dwi,

Pernahkah engkau berpikir that you're too old enough to read fairy tales dan roman-roman picisan yang kita lalui di rak-rak toko buku tempat kita bertemu kemarin?

Often I feel I am.

Buku terakhir kubaca dalam setengah tahun inicuma Di Tepi Sungai Piedra nya Paulo Coelho yang sudah kutamatkan berkali-kali sejak pertama kali membacanya waktu kita semester 2 di kampus. Terkadang aku cemburu padamu, Meike, Dwi, dan siapapun yang masih bisa bercengkrama, meluangkan waktu untuk menjelajah alam imajinasi. Entah ke mana hasrat membacaku, hasrat akan pengetahuan yg dulu sangat menggebu-gebu.Apakah semata karena pekerjaan.

Kurasa tidak. Buku itu seperti kekasih, yang dengan karena alasan apapun pasti akan kita luangkan waktu untuknya. Atau karena kesombonganku yang menganggap semua akhir cerita sama, predictable. Whew.Kata imam suci, salah satu hijab yang menghalangi kita dari Tuhan adalah merasa lebih baik, merasa lebih pintar hingga merasa tidak butuh belajar lagi. Semoga Tuhan melindungimu dari hijab seperti itu Dwi, lebih menyesatkan dari hijab apapun.

Aku pernah membaca juga bahwa keburukan bisa mematikan ilmu. Aku lebih percaya ini daripada rutinitas yang sudah menyita banyak waktu dan kepongahan itu.

Karena itu aku lebih sering memberimu buku daripada membeli buku untuk diriku sendiri. Pernah beberapa kali beli, but they just end up in my book shelf. Awful. Anggaplah aku juga sedang membaca buku yang kuberikan padamu. Karena sepertinya kata-kata sudah tidak menyukaiku, aku juga tidak menyukai mereka terkadang #eh.

Do you remember my saying last night, that "coriousity kills us". I started emptying my mind, karena yang lebih sering terjadi ketika mulai menerka-nerka, itulah yang terjadi. Hate that feeling Dwi. You know, when you mind said "See, it's real and true." Saya hanya ingin semuanya berjalan tanpa prasangka, keluar dari lingkaran subjektivitasku, memilih tidak ikut campur.

Oke, sebelum curhatanku ini makin absurd, aku ingin menyampaikan kalau engkau harus menonton The Perks of Being a Wallflower. Selain faktor Emma Watson yang sangat kuat, naskahnya juga sangat berisi, tidak seperti kebanyakan film remaja yang cheesy. Mungkin engkau akan menemukan dirimu dalam Charlie seperti aku menemukan potongan diriku pada John Watson.


Ada sebuah quote di dalamnya "Because we are infinite." Then I remember dari buku yang terngiang-ngiang di telinga kita waktu jaman kuliah, bahwa manusia adalah miniatur semesta. Correct me if I'm wrong, seperti semesta tidak terbatas, demikian juga jiwa manusia... #okesip :D

See u soon,



Emma xxx


Btw, saya sudah memikirkan akan memberimu apa kelak di hari ulang tahunmu. Hahaha...Sorry I really can't help myself.

25 May 2014

Hai back again.

Mendadak influenza setelah perjalanan lima hari ke Kupang dan Lombok kemarin (jadi ingat Dave yang juga rentan influenza). Feel uncoordinated, after last night sleep loss akibat nonton final Liga Champion antara Real Madrid dan Atletico. Final terakhir yang saya nonton itu enam tahun lalu, when MU wore the crown. Kali ini, saya pikir harus bela-belain nonton, menjadi saksi El Real meraih La Decima. It was a game, worth my time. People said Life is a ball, round, rolling unpredictably. Ramos proved that things aren't over till they are over.

Moreover, mengalami momen magic saat menyaksikan Xabi Alonso di bangku penonton. Peaceful over his face and the way he kissed his accompany's cheek. An eyegasm.... Nooo...

A defining moment. Wish Guti and Ozil were there..

Laptop bermasalah, baterainya sudah jebol. God, feels like half my brain died. Belum mempertimbangkan apakah ganti baterai atau ganti baru.

My mind can't stop working. Seperti bisa memikirkan semua hal bersamaan. Thus, I hate when my body can't align the energy.

Still mad with my room. Tadi sempat nonton X Men sama adek Ilham (review nya di posting berikutnya ya). Rindu dengan perjalanan pulang balik Tamalanrea-kantor. My heart is there all along. Mungkin baru bisa pindah habis Lebaran. Pindah kantor juga mungkin hiks hiks...

Tapi sebelum saya mengeluh lebih jauh (di mana itulah guna blog ini :D) saya mengutip kalimat dari film Barfi:

When you love, you may suffer. When you don't, you don't live. 
See u soon,


Emma xx

16 May 2014

Psycosomathic

Half yesterday and last night was quite bizarre. I know it must be my mind playing the tricks on me. Pulang dari takziah mama Uphie yang meninggal pekan lalu, setelah insiden mutar-mutar Perumnas Antang oleh supir taksi yang sotoy kata Were. Saya harus bayar 72.000, setara dengan ongkos mobil pulang kampung ke Bone kata Were lagi. Fiuuuhh... But as usual I tried to swallow my anger so much that I suffered backhead pain as I arrived home.

Efeknya badan tidak bisa bergerak. Teringat janji dengan Dwi, but Thank God rain was falling. Rencana ke Rotterdam dan sunset di Popsa akhirnya batal. Lega, soalnya saya tidak pernah bisa menolak ajakan Dwi :D

Alhasil terkapar di kasur yang selalu bikin tulang belakangku sakit. Couldn't move my body. Got trapped in Sherlock's The Reichenbach Fall, just to see Moriarty's mimic on "Honey you should see me in a crowd" and Sherlock's face as he felt being beaten by him. And of course Molly, she gave me hope.

Terbangun jam 2 malam, chat di group Dragon penuh dengan ucapan semangat buat Mbak Wuri yang sebentar lagi akan melahirkan akhir pekan ini. Aku hanya bangun minum air, put my jeans on, dan kembali tergeletak, berharap terang tidak segera datang. Thursday night, I supposed to stay late, but my body betrayed me again.

And because this is Friday, I'm making my wish, that He'll erase hatred and loathes in my heart, a chance to visit Imam Husain's shrine, to begin no matter how hurt the past is.

A strange to carry on my Lord, I will never make my way without Your Grace.



8 May 2014

Gwen's Speech

"It's easy to feel hopeful on a beautiful day like today, but there will be dark days ahead of us too, and they'll be days where you feel all alone, and that's when hope is needed most, no matter how buried it gets, or how lost you feel, you must promise me, that you will hold on to hope. Keep it alive, we have to be greater than what we suffer. 

My wish for you, is to become hope, people need that, and even if we fail, what better way is there to live. As we look around here today, and all the people who helped make us who we are, I know it feels like we're saying goodbye, but we will carry a piece of each other, into everything we do next, to remind us of who we are, and if we're meant to be. I've had a great four years with you, I'll miss you very much."
—Gwen Stacy
From Amazing Spiderman 2
*Nangiiiiiiiiiissss* 

30 April 2014

If you ever feel alone and
The glare makes me hard to find
Just know that I'm always
Parallel on the other side...


-JT, Mirror-

26 April 2014

"Kamu kenapa jarang makan?"

Aku hanya tersenyum, seperti ketika ia bertanya sebelum-sebelumnya.

Saat itu aku merasa semua gravitasi berada di kakiku. Terpaku sementara kedua tanganku sibuk dengan makanan di hadapanku, mencoba tampak normal. Mencari jawaban tepat untuk mengakhiri awkward moment yang tidak terduga ini

But still... Words have failed me...
Dwi,

Kudengar engkau sudah di Bengo lagi. It's always good to come home ya. I wish I could as well. Kedatanganmu selalu singkat, tapi saya paham kerinduan dan jiwamu ada di sana. Seorang penulis pernah bilang, rumah adalah di mana hatimu berada.

Aku juga sedang rindu rumah... Rencananya weekend ini mau pulang, tapi ada kerjaan di Sabtu ini tidak bisa saya tinggalkan. Pagi tadi, mama mengirim pesan teks menanyakan kabar. Bukan kali pertama selama April ini. Setelah sakit kemarin, mungkin kekhawatiran beliau makin bertambah. Tapi, dalam hati saya merasa ada yang lain.

Entah, apakah keterhubungan jiwa antara ibu dan anak.  Kesatuan Afinitas, kata Budi Darma. Biasanya mama baru menghubungi jika ia merasa ada apa-apa. Selama tinggal di Makassar, cuma sekali ia memberi alasan menelpon karena sedang rindu. Really broke my heart at the time. Setelah itu, ia menunggu aku yang menghubungi duluan, mungkin tidak ingin mengganggu kerjaanku.

I'm thinking 'bout your saying sometimes ago, kurang lebih seperti ini: "Emma kalo masih ada kesempatan, lakukan, sebelum penyesalan menyiksamu." Memikirkan untuk berkata 'I love you, mom' sudah membuatku sedih Dwi. Those words just too powerful for me. And you're right when you say that words are the poorest translation, kata-kata terlalu miskin. Mungkin karena itu ada sabda "jika ada kebenaran yang terungkap, maka kebenaran yang lebih sejati hanya dapat tersimpan".

Dan pagi ini, ia kembali bertanya kabarku. Entah kali ini apa yang menautkan afinitas di antara kami. I'm feeling good so far, Alhamdulillah, tanpa bermaksud merendahkan firasat dan intuisinya. Something might happened to me and she's the only one who figured it out, not even me. Mudah-mudahan ia tengah mengucapkan rindu dengan bahasa lain. Aku tidak berjanji pulang dalam waktu dekat. But when I do, I will drop by in Bengo if you dont mind,,, mmm... you have to let me hahaha.

In case you miss this precious moment :D
Kecup sayang untuk Ara,


Emma

25 April 2014



Iqko,

Hei apa kabarmu? Lama tidak bertegur sapa sejak terakhir di reuni angkatan. Seandainya saya punya Path :D

Kabarku baik, baru saja melingkari tanggal-tanggal penting di kalender yang dikirim oleh salah satu organisasi environtmentalis, you know, tempo hari melintas di mal dan saya lewat di depan booth mereka, finally terdaftar sebagai salah satu donatur. Lebih banyak melingkari hari lahir orang-orang tersayang and a little bit bout friends' departure. Knowing that you're leaving too kinda digging a hole in my soul. ya di mana-mana kepergian itu membuat sedih.

Sudah hampir akhir April, the cruelest month kata TS Elliot. Entah, bukannya ingin menghakimi pekerjaan, tapi rutinitas telah membuat sebuah bulan harus segera berlalu agar segera bisa gajian. Saya mulai terbiasa dan kabar buruknya lagi, waktu makin cepat berlalu. Ada masa, di mana Maret tidak ada bedanya dengan April dan bulan-bulan lainnya. Mungkin ini yang dikatakan Paulo Coelho, waktu kehilangan magisnya, di saat kita merasa setiap hari adalah sama.

And it's meaning, kepergianmu juga semakin dekat. Setelah Lebaran mungkin kau sudah berangkat.

Did you know that, salah satu caraku melupakan (at least meringankan) beban ingatan, almost every night I wrote sort of "goodbye" note to the one I love the most (because me and him can never talk), hoping that it'd help a bit, apparently yes sometimes hahaha.

It should go to you too. But, this time I wont let myself feeling sad (tapi tetep aja). I remember, waktu Dwi akan berangkat ke Jakarta, waktu itu harus ikut Kak Yus. Sepanjang hari itu, setelah saying good bye, seharian saya tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Wanna cry but it was just too deep. Beside, I'm looking terrible when I cry :D

I wont feel sad, I promise. Though I know that you'd think I would. Hmmm... Friendship radar. Just because this is Friday, and on Friday all wishes are granted. That's why I wont feel sad hihihi. Last Friday I already made my wish, tapi baru hari ini bisa saya tuliskan di sini. Jika Allah menghendaki kita akan bertemu di sebuah pagi di Charles Bridge, Praha. What say you?

Charles Bridge, Prague... Amin Ya Allah..

Insya Allah, I’m pushing myself to the limit and all I need in the end is the ones who believe I can make it.. Mmmm.. kedengaran seperti isi kata pengantar skripsi ya :D Don’t worry dear, your name will always be in the pages of my history.

I’m hoping to see you again real soon,


Emma