19 June 2015

Migrasi

Ini semacam 'bencana' media sosial, ketika lupa password, lupa email, dan lupa lainnya. Path dan instagram sudah tidak bisa saya akses dan dengan berat hati harus say bye bye. Twitter juga lupa tapi masih bisa login di handphone. Dan tidak ketinggalan blog ini juga saya tidak ingat lagi password nya. Login terakhir cuma bisa lewat laptop yang untungnya tidak pernah saya sign out. Fiuuuhh... Demi keamanan data, saya memutuskan migrasi ke Wordpress yang Alhamdulillah masih saya ingat password nya.

So please, buat yang masih kangen dengan tulisan saya (meh!) per hari ini pindah ke
www.mollygrail.wordpress.com

Till we meet again...

Love,


Emma

15 June 2015

Iqko,

It's been such a fast week lately. Bulan Mei berlalu seperti angin. Dalam sebulan itu saya dua kali ke Toraja dan masing-masing sekali ke Bone, Soppeng. Di Soppeng, saya bertemu Azmi, setelah antah berantah berapa lama tidak bertemu. Selalu menyenangkan bertemu kawan. Sejenak berbagi beban dan cerita, meski dengan bercerita saja galau dan rumitnya masalah tidak akan terurai. But at least and for some moment we're not alone.

Seperti itu juga yang saya rasakan saat arisan mempertemukan saya dan teman-teman SMA. Tidak terasa sudah empat bulan berjalan. Tiga kali di Makassar, dan sekali di Bone demi mengakomodir teman-teman yang memilih pulang kampung setelah merantau kuliah. Some faces are quite unfamiliar. But look what time has done to us, especially to memories and relationships. Kala berseragam putih abu-abu, beberapa orang yang ditakdirkan hanya saling bertukar senyum, bertukar pandangan. Tapi satu dekade setelahnya, lebih banyak hal yang bisa terjadi. Jarak yang dulunya terasa sangat jauh antara yg populer dan cupu atau antara si nerd dengan si cuek, kini menjadi cerita atau bahkan lelucon hingga pertanyaan besar "Kenapa baru sekarang bisa akrab seperti ini?"

Pagi tadi, saat mempersiapkan properti syuting iklan Ramadhan kantor, notifikasi BBM ku menunjukkan nama perempuan yang saya ingat benar adalah siswa lulusan terbaik 2004. My goodness. I was nothing compare to her. Saya memastikan ia mendapat kontak BBM ku dari teman kelasnya -yang juga tidak pernah saling sapa semasa SMA- yang saya temui di arisan kemarin.

She is a teacher now. My dream job, matter of fact. I didn't ask what subject but I was pretty sure it's everyone's nightmare but a passion for her: Math.

What keeps me wonder and secretly smile each time I feel how close we are now, apakah mungkin karena siklus kesibukan sudah berakhir, di mana pada usia seperti sekarang ini semua sudah seharusnya memiliki anak dan pekerjaan, dan lingkaran pertemanan yang makin mengecil. Sebuah pemakluman besar, saat setiap orang telah dengan kehidupannya masing-masing. Dan ketika sesuatu yang pernah menjadi bagian penting atau tidak penting, tapi yang pasti pernah dilalui bersama, seketika sebuah ruang terbuka dan pemakluman baru pun hadir, mungkin seperti: semua ada masanya.

And I'm truly thankful for that. Sebelas tahun sejak kelulusan. Jarak telah bekerja sama baik dengan waktu. Mungkin menjauhkan, tapi waktu akan selalu mengembalikan semua pada tempatnya.

Well, sepertinya saya terlalu berfilosofi ya.
By the way.Drones is out now. I'm waiting for your review if you don't mind.


Miss you,

Emma

21 May 2015

La Luna

Pada sebuah siang di pertengahan Agustus 2004, saya dan beberapa teman sedang beristirahat di Pelataran Baruga Unhas. Status: mahasiswa baru. Bisa dibayangkan 'istirahat' cuma kata karena kami dikelilingi senior-senior yang siap menerkam sedikit saja kami melakukan kesalahan. Dan sebuah kesalahan dilakukan oleh seorang perempuan yang kelak menjadi teman kuliah sepenanggungan sependeritaan. Ia datang terlambat,.. Dari lima hari rangkaian Pra Ospek, ia baru datang di hari ke lima. Jadilah ia dan beberapa teman lain yang juga terlambat, bulan-bulanan senior yang insting 'kena deh' nya sangat tinggi.

Rambutnya yang hitam panjang diikat pas di tengah kepala bagian atas. Yes, we were all an idiot in our early days at college hahahha. Saya, wiwi, dwi, azmi, darma,  yang hadir dari hari pertama didaulat jadi 'pelatih' koreo untuk pementasan kami. Tiap pagi sampai sore kami berlatih, kurang lebih ada empat koreo yang harus kami hapal di luar kepala. Nah, teman-teman yang terlambat dan tidak mengikuti dari awal, harus kerja ekstra keras, dan hari itu saya ditugaskan untuk melatih mereka, salah satunya perempuan itu, Rahmah Were Uleng, yang selanjutnya lebih sering kami panggil Were.

She has a deep voice, two panda eyes, beautiful straight hair and a warm heart. Nothing has changed even last night we celebrated her birthday.

Sebelas tahun pertemanan, banyak cerita yang dialami bersama, saya bingung harus menceritakan bagian mana dan dari urutan mana. Lets start in February 2014. Saya dirawat empat hari di rumah sakit karena DBD. Efek samping secara tidak langsung, saya jadi parno tinggal di kamar di kosan Toddopuli. Sehari sebelum keluar saya menghubungi Were untuk tinggal di rumahnya beberapa hari sebelum saya ke Bone. That's the point why I'm gonna miss her a lot. She gave me home, a cable tv that broadcasted Sherlock season 3. Bukan pertama kalinya, saat mengerjakan tugas akhir, Puri Asri juga jadi tempat pulangku.

Kembali ke sekitar tiga minggu lalu, saya menyanyikan lagu 100 Years nya Five for Fighting. The intro made her yel. Yeah, I know. Sehari sebelum Ospek, rumah tante saya jadi base camp tidak resmi buat teman-teman yang datang dari daerah seperti saya dan belum memiliki banyak kenalan di Makassar. Saat semua sedang sibuk-sibuknya memmpersiapkan perlengkapan hari besar itu, she showed up dengan handphone Nokia keluaran paling hits saat itu dengan video 100 Years di dalamnya. Kalau di postingan sebelumnya tentang lagu yang mengingatkan kita pada seseorang, maka video itu akan selalu mengingatkan saya pada Were.

Half time goes by
Suddenly you're wise
Another blink of an eye
Sixty seven is gone 
We're moving on


Happy birthday dear Luna (her name means Moon, maybe that's why she likes Sailormoon to death hahaha). You are more than any story I could have told people about you. Don't change. Sebastian Vettel is still possible to catch baby... :D:D


Love always,

Emma



Ka Ome,

Last night was a blast for Were and me, or maybe the rest of us which were mostly freshmen in Kosmik. There were two things made me happy and feeling worthwhile, after such a worst day in office. When Were told me that sort of "last minutes persons, who will always be there in any circumstances" and when Ridho laughed as I told him I didn’t pass the scholarship twice. Then he said that maybe my essay were too good. Hahaha. 

I was about to text you how bad my days around. But my psychic instinct told me that you'd probably texted back me like "it's okay Emma, you still have your mom to talk to." I'm so sorry for your big loss, and for brought this up. I know I shouldn't have. But maybe this could remind me to be more thankful rather than whining. I hope so and I hope you'd never read this.

Emma

19 May 2015

Freon AC ruangan divisi Marketing rusak. Akibatnya saya jadi malas ngapa-ngapain padahal hari ini rencananya semua to do list bisa selesai. Sesekali saya kabur ke ruang meeting atau ke pantry ngadem. I'm clueless. Minggu ini mestinya saya dan tim ke Parepare untuk acara kantor. Meski sebenarnya kondisi jiwa tidak saya persiapkan ke mana-mana minggu ini.

I'm tuning to Muse Live at Montreux Jazz just to let go the heat. Streamingnya via handphone, ya ampiun. Berangkat dari keheranan Imel dengan paket dataku yang tidak habis-habis dari tiga bulan lalu, akhirnya saya berniat 'menghabiskan' dengan streaming konser jadulnya Muse. Yeah, namanya juga manusia pecinta jadul. Konsernya indoor, penonton tidak sampai ribuan, tapi jaminannya adalah lagu-lagu andalan dari Origin of Symmetry (OOS). Surely, saya lebih suka OOS dan B-Side nya Hoolabaloo, dari semua album Muse. Lebih dark, lebih hancur, lebih putus asa, efek dengar tengah malamnya juga lebih terasa, oh please.

I know this is not good for my health, that kind of Citizen Erased thing. Outro-nya itu selalu bikin merinding. And I always think people will remember me when this song pop up sometimes in the future. Kemarin sempat sms Kak Rahe, tanya lagu apa yang akan mengingatkannya pada saya. Hahahah, such a bad idea. For your record, Kak Rahe adalah kakak kesayangan kami di Kosmik, yang suka memutarkan lagu tertentu setiap saya dan teman-teman kuliah mengerjakan tugas di warnet nya di depan Unhas.

Misalnya Nothing Last Forever nya Maroon 5 itu punya Were, Fix You nya Coldplay punya Echy, dsb. Saya? Lewat sms, Kak Rahe menjawab: Jangan Datang Malam Ini nya Padi. Hahahah, ini karena waktu jaman-jaman itu saya sering menginap di kosan Dwi di Telaga Safar, tidak jauh dari warnet. Pernah sehari tercetus dari mulut Dwi sambil becanda kalau dia tidak ingin saya ke kosannya. Kak Rahe yang kadang datang usilnya, akhirnya menasbihkan lagu ini lagu yang menggambarkan diri saya seutuhnya. Oh I miss you Kak Rahe...

 Anyhow, jika saya bisa memutar waktu, saya ingin menjadi penonton yang ada di konser Montreux ini. Muse's early days, young and rage, playing my rarely played midnight songs, using simplest instruments. Citizen Erased, Hypermusic, Sunburn, Space Dementia, Dead Star. I just hope that someday there will be an anniversary gig. 20 Tahun Origin of Symmetry maybe. Still years to come but lets just hope :D


 Mused,

Emma

16 April 2015

Iqko,

Tadi malam saya nonton How I Met Your Mother season 1 (finally, nemu juga). Episode Halloween. One of the best things about HIMYM, beside the plot itself, adalah soundtrack jelang akhir tiap episode. Guess whose song at that Halloween episode that almost made me cry? None other than Nadasurf, Inside of Love. Huaaa. It could have meant nothing kalo moment adegannya tidak tepat. But that's the beauty of it, adegannya pas. Goosebumped as the scene fade out.

Made me remember our college days hahaha. Melow deh. Setting serialnya 2005. Jadi masih fresh-fresh nya lagu itu ya. Mungkin nuansanya beda kalo nontonnya pas saat itu juga. But, as Ted believe in timing, last night maybe the perfect time for me to watch it.

Guess that's all I can share. Good luck with your paper.


Emma

Tiba-tiba ingin posting tentang kardus. Hmmm...

Bagi perantau, kardus memegang peranan penting dalam menyangga kehidupan selama jauh dari kampung halaman. Entah sebagai tempat cemilan buatan mama dan hasil bumi lainnya sebagai bekal selama berada di tempat baru. Selama tinggal di Makassar, saat kuliah, hampir setiap pulang dari Bone ke Makassar, mama mencarikan kardus. Selalu saja ada yang beliau ingin saya bawa. Dari keripik pisang, tape ketan hitam, rambutan, pizza buatan kakakku, sukun, atau lauk kesukaan adikku. Kadang saat saya bersikeras untuk tidak membawa apa-apa, beliau cuma bilang "ya, kasih ke teman-teman kantor atau teman kos". Truly, teman-teman di kantor selalu bersemangat kalau saya bilang mau ke Bone.  

Tapi ada satu kisah mengharukan bagi saya sehubungan dengan kardus. Dua semester awal kuliah, saya dan kakakku tinggal di rumah keluarga mama di bilangan Daya. Di rumah itu saya menempati kamar yang sangat layak. Spring bed, jendela (tidak bisa tinggal di kamar yg tidak ada jendelanya), dan lemari besar tiga pintu vertikal. Masalahnya, ketiga pintu lemari itu terkunci. There I was, dengan pakaian di tas, dan ransum dari Bone.

Menjalani kuliah dari hari ke hari, peralatan sedikit demi sedikit juga bertambah. Hingga akhirnya tas pakaian tidak muat lagi. Karena segan meminta kunci pada pemilik rumah, jadilah kardus tempat oleh-oleh dari Bone menjelma tempat baju, berdampingan dengan kardus lain yang jadi tempat buku-buku dan peralatan kuliah. Hiks. Kalo ingat masa-masa itu, miris saja. Entah karena orang rumah yang tidak memberikan kunci salah satu lemari atau karena 'kemalasan' saya meminta kunci. Heuheuheu...

But it was such a long ago. Di kos sekarang juga menyediakan satu lemari besar di tiap kamar :D Dan rumah di Daya? Saya meninggalkan rumah penuh kenangan itu tepat setelah Ramadhan 2005 untuk selanjutnya memulai hidup sebagai anak kos hingga hari ini.

14 April 2015

Must admit that the past two weeks I spent watching How I Met Your Mother series. Yeah, semacam telat banget karena serial ini sebenarnya sudah tamat tepat setahun lalu. Saat itu nontonnya cuma sepotong-sepotong, di rumah Were kalo kebetulan saya nginap di sana. Pertama kali nonton langsung jatuh cintanya sama karakter Robin Scherbatsky (yes, yg quote nya jadi header blog ini). Cantiknya itu lho, semacam dewi-dewi Yunani yang turun ke bumi. Tahun lalu, saya ingat, tepat hari Paskah juga, saya dan Eby nonton maraton di Star Movie special Easter Day.

Barulah awal bulan ini, saya meniatkan menonton dari season pertama sampai terakhir. Sayangnya, tempat langganan dvd belum punya season satu, jadi saya lompat ke season 7, 6, 5. Hahahah. Pilihan tepat karena menurut saya, di sanalah puncak semua konflik (jka bisa dikatakan demikian, karena saya merasa gang itu lebih fun dengan masalah-masalah mereka). Season 2,3,4 juga sudah selesai (Gee, selamat datang insomnia).

Dan belum pernah saya selalu ingin cepat pulang dari kantor menyelesaikan episode demi episode. Pulang dari Palopo kemarin saya bela-bela balik ke kantor dulu ambil laptop biar bs nonton hahahhah.

What makes me love them? Plot penuh kejutan, ya. Karakter kuat, ya. Dialog jauh dari preaching, ya. Konflik tidak cheesy, ya. Sisi terbodoh yang bisa dilakukan seseorang demi meraih apa yang diinginkan, ya. Robin, ya. Ted Mosby? Ya ya. Changed my life? No better answer than: 100 percent.

Why Robin? Karena doski finally bisa move on *waduh
Why Ted? Karena doski tidak bisa bedakan fisik dan emosionalnya, sometimes makes him look so stupid... just like Emma, which is me by the way *lari ke pojokan
Over all, dari semua karakter, sebenarnya yang paling kuat adalah Barney. Saya jamin tanpa karakter womanizer dan dramatisasinya itu, serial ini akan biasa-biasa saja.

Well, itu saja dulu yang bisa saya share saat ini. Masih ada tiga season (1,8,9). Ini nontonnya harus pelan-pelan. I mean, what am I gonna do with my life kalo sudah nonton season finale nya huaaaa *ala2 Barney*

See you soon,
Emma

6 April 2015


Thank you... thank you...

13 March 2015

Iqko,

Apa kabarmu? Saya menulis ini saat sedang break Shalat Jumat. Semuanya keluar kecuali saya. You know, insecure issue :D I'm listening to Showbiz and Sunburnt from Muse's very first record. Those early days, waktu pertama pertama dengar dan jatuh cinta sama Matt Bellamy sampai hari ini. Yes, #Psycho sudah rilis tadi malam, nda sampai ronda timeline Twitter. Tapi pagi pas di pete-pete baru sempat dengar.

Mmm... Klo dari riff nya sebenarnya itu bahan mentah dari tahun 1999. So it was quite familiar. Im just happy they're back. Some kind of, like the new air, you got reason to live again hahahha. Pity me, jadwal tur Eropa mereka padat tahun ini. Semoga singgah di Stockholm ya. Supposed to be there but, mungkin pada waktu yang lain.

By the way, I'm alright. Bagian low point nya sudah lewat. Mom called and she has been the strongest pillar in my life. I will keep seeking. Another road maybe, that every road will meet in the end. Dwi beberapa hari lalu DM loker yang sangat tempting :D worth a try, to see how far we can push the limit.

Happy Spring dear!
Love always,


Emma

7 February 2015


When I'm without you,
So insecure...
You're the one thing
One thing I'm living for

(Sugar - Maroon 5)

6 February 2015

Dwi,

Kau masih ingat dengan kotak pribadimu? Masih kau simpan? Saya juga punya, tapi belum beli kotak yang benar-benar bisa menampung semua. Mungkin karena terlalu banyak. See someday mungkin kotak itu akan menjadi kotak ajaib. Takes you to long long period ago. Makes you smile that you are now stronger and how drama we were. Entah, kini kita melihat diri yang dulu sebagai orang yang drama, tapi diri dulu kita itu melihatnya sebagai sebuah realitas dan menghadapinya dnegan cara-cara yang kita pilih.

Tadi pagi tidak sengaja membongkar salah satu bagian. Nemu tempat minum plastik yang biasa dipakai di kios-kios kopi. It has my history, once, two years ago. Just realized that I still keep it. And for minds like us, everything suddenly replayed itself. Di mana, kapan, dan the only thing that matters, dengan siapa hahahahahah.

Mungkin kelak jika Allah memberi saya kesempatan berada di tempat lain, saya akan membawa kotak ajaib itu. Just like Wilson to Chuck Noland in Cast Away, maybe that's how the things for me, for us.


Miss you so much,


Emma

5 February 2015

Meike,

Tulisanmu menginspirasiku untuk menulis ini. I'm trying to remember everything concern to this.

Seperti yang saya sampaikan di LINE, saya akan mengulang kembali sabda Nabi Isa:
"Seperti tumbuhan, hikmah itu hanya akan tumbuh pada hati yang lembut, bukan pada hati yang tinggi seperti lereng."

Lereng hanya ditumbuhi lumut, Mei.

Kamu pasti pernah nonton Devil Wears Prada. Saya flashback dulu, ingat-ingat film nya. Tentang Andrea yang melamar menjadi asisten Miranda Presley. Padahal dalam hatinya ia ingin menjadi jurnalis. Dua dunia yang sungguh beda.

Ada masa di mana suasana kantor itu seperti di kantor Andrea. Saya mengalaminya beberapa hari ini. Pada bagian mana samanya? Pada bagian Andrea merasa kehilangan/jauh dari orang-orang yang ia kasihi, secara tidak langsung karena pekerjaan "menuntut" seperti itu. I think I've become meaner than ever. And I hate that. I messed up.

Pernah suatu hari saya berselisih paham dengan teman. Salah paham itu bisa terjadi karena tidak bisa semua kita lihat sendiri. Hidup antara satu orang dengan yang lain hanya beririsan, bukan sepenuhnya, bukan satu dalam yang lain dan sebagainya. Sedekat apapun, tetap ada namanya ruang pribadi bernama privasi dan tidak ada satupun yang berhak masuk ke dalamnya.

I feel I'm getting meaner by keeping that distances. Entah mungkin cuma perasaanku tapi lingkaran insecure membesar lagi :D but that's okay. "It's just a moment, this time will pass," Bono said.

Kembali ke soal ilmu/hikmah tadi. Ilmu dan hikmah itu beda. Dalam pemahaman saya, ilmu murni ilmu, yang kita pelajari, yang kita dapatkan. Sementara hikmah adalah kebijaksanaan dengan ilmu itu. Setiap orang bisa belajar, tapi tidak semua orang bisa bijak dengannya.

Segala sesuatu ada hijabnya (penghalang) antara diri kita dengan Yang Maha Kuasa, yang menjauhkan kita denganNya. Hijabnya ilmu, kesombongan itu sendiri. You know where I get this? Dari seorang tukang pijat, seorang teman menceritakan ulang padaku. Penghalang ini selalu ada, no matter how hard we try, kepingan itu akan selalu ada, selama kita hidup.

What are we then... Ilmu yang kita dapatkan itu baru permukaan, tidak cukup setetes dari laut yang sangat luas. Itupun karena izinNya kita bisa mengerti. Just dont stop untuk mencari, karena sayap malaikat akan menaungi orang-orang yang mencari ilmu, kata keluarga Nabi.

Love always,


Emma

 

28 January 2015

Iqko,

Kemarin saya dan dua orang teman panitia ultah kantor berkunjung ke I Radio. Buat promosi event. Did you know that, salah satu keinginan dari SMP yang belum coba saya wujudkan hari ini adalah menjadi seorang penyiar radio. Sempat wonder juga kenapa ya pas kuliah kemarin saya nda coba magang di salah satu radio. Ya mungkin karena insecure issue itu hahahha.

Jadi sepanjang on air, saya 'memilih' bagian dokumentasi, rikues lagu Jingga - Tentang Aku yang pasti bikin mas Benny dan mba Riska mikir saya dari angkatan berapaaa gitu :D utak-atik action figure Darth Vader dan Star Wars thing lainnya yang available di meja.

Being in the studio (a place which I believe your home from home) made me feel relieve. Less pressure, doing things I love the most (listening to my favorite songs), though it was just last for two hours.

Dua malam lalu bertemu adikku. Pembicaraan yang serupa dengan kemarin-kemarin. I did the listening part and only speak when he asked me to. Sometimes I am a sister to him, in the other time I'm a parent. He read a lot, wiser than the first time he moved here to study. And what I can share from his saying that night: Never be afraid of poverty and fear itself, that's evil trick to bring you down and hopeless.

We shan't be fear aye?

Love always,
Emma

23 January 2015

Semua berakhir sudah 
Segala rasa yang tlah tertuang
Semua jadi kenangan 
Manis mungkin hanyut terbuai....

Ahmad Band - Sudah

Lagu ini selalu membawa saya pada tempat yang jauh, tidak terjangkau, entah pada momen saat pertama kali mendengarkan, kejadian-kejadian yang dilalui bersamanya, tanpa objek siapapun. Mungkin karena itu saya tidak pernah bosan mendengarnya. Kinda makes me forgive the wrong and love my lover more... *racun

16 January 2015

Dwi,

So sorry dengar handphone mu hilang. Mudah-mudahan ada gantinya yang lebih keren ya :D Well, waktu kehilangan laptop juga kemarin, saya jadi belajar, kalo siap-siap itu penting. Siap-siap dalam hal mengamankan data penting. Kemarin sedihnya karena foto-foto nikah Deasy dari handphone tidak sempat saya selamatkan. Fiuuuhh...

Anyway, besok saya ikut tes. Dan seperti biasa, sejak jaman batu, sistem kebut semalam akan berlaku. Sempat setres juga seminggu waktu ingat passport hampir ga bisa kepake huhuhuh. Tapi udah aman sekarang :D

Tadi malam saya bertemu Edy di lobi kantor. Kebetulan divisinya sedang ada acara di function room kantor. Dari Were saya mendengar ia kemungkinan akan cuti, mengingat ritme kerja yang sedang padat-padatnya. Yes, it's addicting sometimes but kadang lupa juga yang sedang dipertaruhkan adalah kesehatan. Tapi setelah konfirmasi, saya mendengarkan jawaban yang membuat semangatku mekar. Ia tetap akan fokus pada kuliahnya, he even might give up his job. I'm proud of him, bagaimanapun bagi saya ilmu sangat penting dari apapun. Mendengar jawabannya, saya merasa tidak sendirian, dan selalu ada kesempatan dan kekuatan untuk memilih rencana sendiri. Life doesn't stop anywhere...

Semoga malam ini cukup untuk persiapan besok, though tidak akan pernah sama dengan persiapan yang matang. You know my apology but I wont brag around.

I miss you,


Emma

14 January 2015

Iqko,

Tadi malam sepertinya saya kalap. Entah karena sejak mata terbuka hingga berhadapan dengan makanan 'suki', pikiranku tetap di kantor dan variasi-variasinya. Duh, I'm way too attached. Alhasil, porsi yang sebenarnya bisa tiga orang, bersih dalam waktu singkat bersama Were, tanpa jeda, tanpa tarik napas mungkin. Sesekali ketawa menyadari betapa laparnya kami hahahah.

Tidak sampai di situ, I had nightmare last night. Damn! Tapi syukurlah, mungkin itu gunanya mimpi, Realita dimensi lain yang tidak perlu dihadapi sebenar-benarnya.

It's 08.45, listening to Dido and Colbie just to exercise the nightmare demon still in my head sejak berangkat dari kantor. Dan hari ini menemui kenyataaan kemungkinan besar tidak bisa ikut tes hari Sabtu karena persoalan administrasi. Ya Allah, Eropa jauh banget dari segi jarak dan waktu :') But I won't give up, whatever it takes!!

So you, sabar ye nungguin eke. Jangan ke Glastonbury tanpa dirikuuuhh


Emma

7 January 2015

But we're only getting older baby
and I've been thinking about it lately
does it ever drive you crazy
just how fast the night changes

everything that you've ever dreamed of
disappearing when you wake up
but there's nothing to be afraid of
even when a night changes

It will never change me and you...

(One Direction, Night Changes)


Jan 7, 2015
Menara Bosowa
*While preparing for my division's event

4 January 2015

So let's and let's!!!

2 January 2015

Iqko,

Tahun baru lagi ya :D Perasaan baru kemarin kita tukar resolusi 2014. Di sini hujan sudah hampir seminggu. Tampaknya akan panjang. Payung sudah saya siapkan tapi lebih sering ketinggalan di kantor kalau mau pulang. Hari ke dua, teman-teman bilang hari terjepit, karena ternyata besok tanggal merah. Holy fak, saya baru nyadar tadi waktu dapat kiriman kalender dari Periplus. Padahal kalo nyeder, saya sudah di Bone sekarang huhuhu. But that's okay, happens for a reason.

Apa kabarmu? Kartu posmu sudah sampai. Termasuk cepat untuk ukuran antar benua. And then I read your blog. Liat foto-foto malam tahun baru, kumpul dengan mahasiswa setanah air, jadi seksi sibuk lagi. I can feel how fun it ought to be. Semoga saya juga bisa gabung, hugging each other as the hand of time meets the number 12.

By the way, two nights ago I watched Night at the Museum 3. You know I love Ben Stiller so much. Settingnya di London, a place I am heading this year. Amiiiin... Seperti katamu, sampai mabok nyari universitas dan ekstra sabar nunggu semua berkas lengkap. Ditambah bulan ini handle dua event di luar kota. Ya siap-siap jadi zombie dulu hahahah.

"A body will not become weak where the intention is strong..." (Imam Ali)
The only that will boost me lately. Karena semua pemicu lain sudah tidak mempan huhuhuhu. Kamu juga semangat ya, no matter how hopeless it seems.


Love always,


Emma