30 November 2010

Darma, si kurus dengan keberanian yang gemuk

Di suatu pagi, jam 9, kurang lebih sebulan yang lalu, saya menyetel tv ke saluran global TV. Stasiun tersebut sedang memutar serial kartun the penguin of madagascar, serial yang diangkat dari dua film Madagascar produksi Dreamworks. Awalnya saya hanya sering mendengar kelucuan serial ini dari teman-teman di kampus. Saya sendiri belum pernah mengikuti kisahnya.

Namun saya menjadi sangat tertarik ketika melihat tokoh Skipper, ketua komplotan pinguin atraktif di sebuah kebun binatang. Saya langsung mengidentifikasikan karakter pinguin tersebut dengan seorang sahabat dekat saya, Darma. Apa yang membuat saya tiba-tiba ‘ngeh’ adalah kelihaian Skipper mengatur strategi, mengorganisir pergerakan sangat mirip dengan karakter sahabat saya itu. Jika anda sudah paham ciri khas skipper, maka anda sudah memahami setengah dari karakter seorang Darma.

Biar saya cerita dulu awal pertemuan dengannya. Pagi-pagi sekali, saat udara masih terasa dingin dan tidak terlalu keras bertiup, di pelataran Baruga Universitas Hasanuddin, ada saya, dia, dan teman-teman dari berbagai kabupaten di sulsel, duduk melingkar. Ya, saat itu kami sedang menjalani prosesi pra-ospek. Darma kebetulan duduk bersebelahan dengan saya. Kami stres berat dikerjai senior. Sebuah botol mineral 600 ml terisi hanya ¼ nya harus digilir. Air tersebut harus kami pakai (maaf) kumur-kumur lalu dimuntahkan kembali ke dalam botol, begitu seterusnya.

Hingga hampir giliran saya dan darma, saya mau menangis dan menahan rasa mual yang bikin kepala pusing. Tapi di dekat saya ada dia yang menenangkan saya dengan kalimat pamungkasnya: ndapapaji em, harus kuat. Sejak itu saya berpikir anak ini punya pribadi yang menyenangkan. Meskipun di awal perkuliahan kami tidak terlalu akrab, tapi ketika lingkaran kehidupan pertemanan semakin mengecil hingga hanya menyisakan saya dan dia, kami mulai merajut mimpi bersama-sama, menertawai kemalasan-kemalasa kami dan mimpi-mimpi yang tampak sangat jauh itu.

Partnership kami seperti Joachim Loew dan Jurgen Klinsmann di timnas Jerman, seperti skipper dan kowalsky di penguin of madagascar, meski sebenarnya saya lebih cenderung ingin menjadi private. Seperti yang saya katakan tadi, ia adalah skipper sebenar-benar skipper, si pengatur dan tukang perintah. Hahaha... tapi jangan salah, karena dengan sikapnya itu, rencana selalu berjalan mulus dan sesuai harapan. Dia selalu bisa diandalkan.

Dia seperti tidak takut pada apapun, jika ia merasa benar. Termasuk kepada salah seorang senior yang sangat kami segani kala kami masih menginjak semester awal perkuliahan. Namun dia seorang yang sangat menghargai orang yang lebih tua darinya. Darma adalah perempuan dengan dua sisi. Ia bisa menjatuhkan mental seseorang dengan cepat, namun di saat bersamaan ia kadang dibutuhkan sebagai penyemangat.

Ia selalu ingin bersahabat dengan kata. Jika kesepian ia selalu mengungkapnya lewat tulisan. Tulisan-tulisannya di blog sangat berisi dan padat serta sarat perenungan. Tidak jarang ia bisa berbetah berlama-lama di depan layar mengendalikan aliran kata-kata di kepalanya. Bagi saya, ia pendengar yang baik dan dia tipe orang yang ingin belajar, meski terkadang ia selalu merasa dibekap rasa malas.

Darma, sang pemimpi yang mencari Fabregas, yang kini menjadi fokus utama perjalanan hidupnya dan kemudi kapal impiannya, kalo bisa dibilang begitu. Ia selalu mendukung niat saya menjadi penyanyi, dan dia juga yakin suara saya lebih bagus dari acha septriasa, hahaha. Ia adalah pelengkap yang baik untuk seorang introvert seperti saya. Teman yang tidak malu diajak gila-gilaan dan adu nyali. Teman yang selalu tampak kuat, tapi jauh dalam hatinya juga bersemayam ketakutan akan nasib hidupnya.


Dia ibarat berlian yang belum di asah, dia sudah punya modal menaklukkan dunia. Ia hanya membutuhkan kesempatan dan kemauan. Kalo nyali saya pikir itu sudah tidak perlu ditanyakan. Saya jadi teringat dengan kalimat: manusia hanya punya dua pilihan: mau atau tidak mau, yang menentukan bisa atau tidak bisa adalah Tuhan. Ia hanya butuh kesempatan, jika mulai lelah, berarti ia sendiri yang harus menciptakannya. Saya yakin kesempatan itu akan datang, menjelajahi benua biru, mencari harta karunnya.

Sahabat yang sedang berulangtahun, saya percaya, hari ini sangat berbeda dengan harinya kemarin, banyak usia yang harus dipertanggungjawabkan, kawan. Ini yang ke 25, seperempat abad. Dan setahu saya, masa depan sudah bisa dimulai hari ini.

25 November 2010



If you're lost
You can look
then you will find me
time after time...

If you fall
I will catch you
I'll be waiting
time after time...

Saya jatuh cinta dengan lagu ini sejak pertama kali mendengarnya, waktu saya masih kelas 6 SD, sering diputar di radio-radio liar di kampung saya. Waktu itu di rumah tidak ada pesawat telpon jadi tidak bisa rikues kalo lagi mau dengar. Kesian kesian kesian...

pengganti?

cinta tidak pernah hilang, ia hanya berpindah wujud. di mana-mana, cinta itu sama saja. cara kerjanya memang sangat rumit jika ditimbang dengan rasa. namun jika otak mencerna tanpa alpa, manusia bisa melihat polanya dengan baik.

saya sangat takut kehilangan, demikian juga jika ada orang yang takut kehilangan saya. pada akhirnya saya paham, Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan penggantinya. seperti Tuhan yang telah menciptakan 'lupa'. karena jika tidak, manusia pasti akan terus menerus menderita. meski menurut kaidah logika bahwa tidak ada yang sama di dunia ini, semuanya dilahirkan unik, namun saya tidak akan menyangkal bahwa cinta seperti hujan yang membasahi kemarau setahun. bekas kemarau tidak terlihat lagi dengan hujan itu. atau mungkin kita saja yang tidak mau mengakui hati yang sembuh karena jelmaan cinta lain yang datang berganti.

begitu mudah melupakan sesuatu. ada yang bilang, cukup dengan mencari pengalihan. tapi apakah sesederhana itu?

24 November 2010

Hole

Aku pernah tidak takut memandang matahari. Aku percaya di luar selaput langit yang membungkus bumi, ada negeri cahaya. Saat itu aku lebih yakin matahari adalah sebuah lubang besar bagi cahaya dari negeri itu untuk menerobos atmosfir sampai ke tanah yang kita pijak, digeser dari timur ke barat. Seperti juga biji-biji bintang yang tertata rapi, bagiku mereka seperti lubang-lubang kecil bekas tusukan-tusukan jarum ke permukaan langit lalu. Kini aku takut dengan lubang-lubang besar di permukaan hatiku karena kepergianmu. Akupun tidak menemukan cahaya di sana. Lalu dengan apa aku harus menutupinya duhai engkau yang memberiku kehilangan.

Salahkan aku karena menganggapmu cukup kuat jika aku pergi, yang anggap kau akan tetap kokoh meski badai sunyi yang menghantam, ketika cerita-cerita kita akhirnya sampai ke epilog dan kitab kisah itu harus mengatub. Aku bodoh telah menukarkan rasa tidak tahuku dengan sakit hatimu. Kau tidak mau melihatku kemudian. Tubuhku lalu merasa sengat kala pertama kali engkau memalingkan wajah menjauh. Saat aku setia menunggu mata kita bertemu namun kau tidak melihat apapun kecuali rasa benci yang menjadi-jadi. Sejak saat itu, aku tidak punya pilihan selain menangisi kesepian yang tak ada. Mengenangmu tidak lebih sebuah cara memaafkan diriku.

Ritual

Jam menunjukkan jam 00.38. tanggal 23 november sudah berlalu menuju 24. Ya itulah sebenarnya akumulasi tahun usiaku, bergulir detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, dst. Sejak sepuluh tahun terakhir saya punya ritual sendiri jika menjelang hari kelahiran. Sejak 23 november di 1999, saya rutin menuliskan kisah yang saya alami selama setahun terakhir. Ya, semacam flash back, napak tilas kejadian yang paling membekas dalam kehidupan saya. Hingga tahun 2009 kemarin saya sudah mengoleksi 11 tulisan, sebuah refleksi.

Masing-masing tulisan punya kisah sendiri, entah saya alamatkan untuk diri sendiri, untuk sahabat, untuk pacar, atau bahkan kepada pangeran-pangeran platonis yang teramat jauh terasa. ada saat-saat di mana seseorang merasa idola bisa menyelamatkan hidup. Haha, iya saya mengimani kalimat ini. Idola adalah seseorang yang kita sangka sangat kita kenali dengan baik. tapi apakah mereka tahu? Ironinya inilah yang membuat saya terkadang sangat percaya diri mengalamatkan curahan hati saya kepada mereka, hehe. Itu yang terjadi waktu saya masih smp dan sma.

Koleksi itu masih tersimpan rapi, sesuai dengan urutan tahunnya. Tapi ada satu yang rasanya mengganjal, saya tidak berhasil menemukan catatan saya di tahun 2007. Saya sudah cari ke mana-mana tapi nihil. Saya juga sudah mencoba mengumpul kejadian memorable di momen hari jadi itu, tapi bagian ingatan itu sepertinya terhapus. Catatan harian pun tidak ada jadi saya tidak bisa melacak sama sekali. Ya sudahlah…

Ini adalah catatan ke-12. Jika saya membaca catatan-catatan kemarin, rasanya aneh, senyum-senyum sendiri, tertawa sendiri, dan tidak menduga pada usia tertentu saya sudah bisa lebih bijak dan lebih optimis dari kondisi saya hari ini. itulah salah satu kekuatan tulisan, bisa meluruskan ingatan yang kusut, mencari inspirasi, mencari bagian diri lain yang bisa saling menguatkan.

Apa yang bisa saya ceritakan kali ini? saya tidak ingin menceritakan rasa pesimis yang kerap melanda, ketakutan tidak beralasan, penyakit jiwa yang tidak kunjung sembuh. Tidak ada orang yang ingin terus terjatuh dan orang tidak suka cerita yang memupus harapan. Saya hanya ingin berbagi harapan, berbagi doa, berbagi kekuatan.

Pada akhirnya saya sadar, kehadiran seseorang di dunia adalah Tuhan ingin mengenalkan diriNya pada ciptaanNya. Dulu saya sering menyalahkan keberadaan saya di salah satu episode hidup ini. saya adalah peragu paling hebat di dunia.

Saya ingin meyakini hal ini: segala sesuatu pasti terjadi karena izinNya. Segala sesuatu pasti telah melalui gatekeeping Tuhan. Tidak ada yang sia-sia dengan ciptaanNya. Masih sulit bagi saya untuk yakin dan terkadang membuat saya tersiksa. Padahal Tuhan selalu hadir pada hal-hal yang sederhana.

24 warsa. Memori otak makin makan banyak ruang. Ingatan makin mengembang memberi tekanan ke rongga terdalam kepala. Konsekuensinya paling saya tidak sukai, saya akan terlalu banyak mengenang dan selalu ada sekelumit sesal terselip di antaranya. Itulah tidak enaknya menjadi dewasa (atau mungkin lebih tepatnya: menjadi tua).

Saya ingin berterima kasih kepada teman-teman saya, kepada siapapun yang telah mencoretkan kisahnya di dinding kehidupan 24 tahun ini. percayalah, momen kerinduan terbesar saya kepada teman-teman setelah lebaran adalah ketika saya berulang tahun. Tanpa mereka saya tidak akan menemukan bentuk. Seperti yang selalu saya katakana, teman adalah arsitektur terbaik, cheerleaders paling setia saling mendukung. Teman adalah prisma yang meneruskan terang dan kilau putih matahari menjadi wewarna yang indah untuk dipandang...

Dan dalam doaku, kusisipkan kalian juga:

Ya Allah, perlakukanlah kami dengan baik di sisa umur kami, seperti yang telah Kau lakukan pada umur kami sebelumnya...

23 November 2010

Alter Ego

Sahabat saya Darma menemukan alter egonya pada sosok Karim Benzema (kiri), tulisannya bisa dilihat di sini. Sementara aku menganggap Mesut Ozil (kanan) adalah diri idealku, aku ingin memiliki karakter berjuangnya. Keduanya bertemu dalam satu frame ketika Benzema merayakan gol yang dia cetak berkat assist Ozil, pada pertandingan Liga Champion antara Ajax dan Madrid, 23 Nov 2010. Foto ini sangat cantik, menurutku.

22 November 2010

tidak ada judul

untuknya yang selalu menganggapku hanya seorang sahabat, teman yang selalu dirindukan. seorang yang istimewa namun tidak pernah mengatakan cinta atau sayang padaku, ia hanya ingin menjadi sahabat. seseorang yang selalu salah kuartikan, kuanggap ingin menang sendiri dan hanya memikirkan hidupnya.

bukan saatnya mencari siapa yang salah, semua sudah kau jawab. seperti yang kau bilang semua sudah tersimpan dengan baik...

aku menatap remaja2 sma berlalu lalang di hadapanku, sejenak aku akhirnya sadar, betapa mudanya kita untuk memilih jalan hidup yang pernah kita lewati. aku kadang asik dengan diriku sendiri.

untuknya yang tidak pernah berkata sayang padaku hingga semua berlalu dan hilang

untuknya yang akan berbahagia, tidak lama lagi. aku akan memohon pada tuhan, dalam kesendirianku, dalam kebisuan doa, agar Ia hapus semua ingatanmu tentangku. itu saja...

ini adalah 'selamat tinggal' yang kesekian kalinya. dan aku berjanji ini adalah yang terakhir

17 November 2010

backstage



Way

So let the time goes day by day
With you in my mind
And in the end we will find love
That ease our cry
I will find a way
To breath this dream everyday


(Letto/I'll find a way)

2 November 2010

Lily oh Lily

Oh, how I love her voice so much... Lily Allen

Ujian

Semakin kuat iman seseorang, semakin berat cobaan yang akan menimpanya
semakin lemah iman seseorang, semakin sedikit cobaan yang mendatanginya.

Di antara manusia, ada yang imannya makin bertambah karena ujian yang ia lalui. Sebaliknya, ada pula yang imannya makin berkurang jika mendapat cobaan. Tuhan Maha Tahu siapa yang akan Ia uji dan kapan masanya.

Tuhan tidak pernah memberi cobaan melebihi batas kekuatan manusia

*masih terngiang-ngiang kejadian siang tadi di Puskesmas Sudiang, ketika saya menjadi saksi seorang bocah 3 tahun meninggal tidak terselamatkan, saya tidak sempat melihat tubuhnya yang membiru, berbalut sarung dan tangis tertahan dari sang ibu.

1 November 2010

Bukan Dongeng Malam

Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sebelum mereka mengubah sendiri keadaan mereka.


31 oktober malam, seharian saya hanya bergelut di kasur pemberian Dwi, di depan monitor komputer tabung yang sudah beralih fungsi menjadi tivi. Betapa malangnya aku masih merasa diriku begitu: orang yang tidak tahu akan ia apakan hidupnya. Mataku tidak bisa fokus melihat gantungan baju di belakang pintu yang sudah jadi sarang nyamuk. Aku tertidur seperti ayam, lelap tidak, terjaga tidak.

Tulang belakang rasanya tebal sekian jam beradu dengan kasur ketika aku berusaha memaknai hari mingguku yang sepi. Seperti kemarin-kemarin, jika berada di level low point, aku berusaha membangkitkan diri meski lebih sering tidak berhasil. Diari mini yang selalu jadi teman tidurku kuacak-acak halamannya, membaca tulisan lalu, hingga aku sampai pada kesimpulan: kadang tidak ada gunanya menulis diari, diari hanya membuat penyesalan demi penyesalan.

Aku ingin melempar diari itu seperti Cinta melempar buku 'Aku' keras-keras. Tapi aku urung, dinding kamar berbahan triplek, tetangga kamar bisa heboh. Yang lebih penting, aku sering menyelipkan doa di tiap halaman, aku masih takut dosa jika melemparnya.

Dan masih dengan mata yang belum bisa fokus, posisi tiarap, aku mengingat kalimat pembuka di atas. Ingin menafikan, tapi bukankah kita harus yakin pada apa yang kita percayai? Seketika itu juga, duniaku terbalik. Aku terbangun dari tidur, bangkit, tidak lupa mengutuk diri untuk kesekian kalinya. Mengapa aku begitu bodoh selama ini? Obat ragu yang kucari selama ini ternyata begitu dekat.

Aku hanya butuh meyakinkan diri, itu saja, tidak begitu sulit. Bukankah perjuangan dalam hidup adalah mempertahankan keyakinan dalam diri? Bukankah musuh terbesar dalam hidup manusia adalah diri mereka sendiri. Sudah berapa kali hati menjadi pengecut dan mudah dibodohi.

1 November, malam. Aku menemukan diriku di antara riuhnya salah satu titik di jalan raya Makassar, tepat di bawah lampu jalan paling terang yang bisa kulihat. Aku menatap lampu itu, cahayanya menerobos ruang kosong di sekitarnya hingga bisa kulihat isi udara. apakah itu kabut ataukah debu jalan, atau uap ragu-ragu dari hatiku, aku tidak yakin. Aku hanya yakin jika Tuhan masih tidak akan campur tangan dengan nasibku.

Aku menunduk melihat sneaker biruku yang mulai usang. Entahlah, sejak dari tadi pagi aku meyakinkan diri aku terlihat lebih muda dengan sneaker ini. Aku hanya ingin pulang ke kamar, bertemu lagi dengan kasurku...

Nida, Sang Penghidup Hati

Buat seorang pesimis seperti aku, bertemu dengan sosok Nida adalah sebuah berkah. Sejak pertama kali bertemu dengannya, aku tahu dia akan menjadi sosok yang menonjol di kalangan angkatan 2004. Karena itu kata-katanya selalu kami dengarkan. Dia seorang penggerak yang baik.
waktu yudisium, Nida kedua dari kanan

Itu hanya sedikit dari cerita tentang Nida. Kami memanggilnya Bunda karena dia serba bisa: masak, menjahit, atur-atur barang (??), seorang pendengar yang baik, teman gila-gilaan yang bisa diandalkan. Bagiku pribadi, Nida adalah seorang yang mampu membangkitkan semangat untuk melakukan hal-hal terbaik yang bisa kami lakukan. Tidak ada satupun kata-katanya yang pernah menghancurkan mimpi-mimpiku. Ibarat air, Nida telaten dalam mengolah semangat kami agar tidak mudah menyerah.

Oleh karena itu, saya selalu bahagia tiap kali bertemu dengannya. Selalu saja ada inspirasi dan kekuatan baru setelah berdiskusi. Kecerdasan dan penguasaannya terhadap suatu topik tidak usah dipertanyakan. Ya, pengetahuannya melampaui umurnya. Ah, Jika saja aku bisa menjadi seperti dirinya, optimis, cerdas, percaya diri, dan lebih suka mencari jalan keluar, tidak seperti aku yang lebih suka mencari jalan buntu sebuah masalah.

Satu hal lagi yang paling membekas tentang ibunda gaul ini: she's a Christiano Ronaldo die hard fan. Saya ingat ketika rombongan Manchester United rencana bertandang ke Indonesia pertengahan 2009, Nida sudah meneguhkan tekad untuk hadir di Istora Senayan, bertemu dengan sang pangeran platonis. Tapi sayang sekali itu tidak terjadi, Ronaldo keburu pindah ke Real Madrid. Hmm...

the wedding

Nida, Nida, Nida... Perempuan luar biasa yang selalu berhasil menghidupkan hatiku dari kematian harapan-harapan. I could never found somebody like you. Semoga Allah senantiasa menghidupkan hatimu, menjaga mimpi-mimpimu seperti yang telah kau lakukan, tidak hanya padaku tapi pada semua sahabat-sahabatmu... Semoga Allah memberimu kekuatan untuk melakukan lebih banyak kebaikan di dunia ini..

Lov you Nida, this writing is purely intended to let you know how much you mean to me, to us. Happy bestest day *hugs and kisses