21 May 2015

La Luna

Pada sebuah siang di pertengahan Agustus 2004, saya dan beberapa teman sedang beristirahat di Pelataran Baruga Unhas. Status: mahasiswa baru. Bisa dibayangkan 'istirahat' cuma kata karena kami dikelilingi senior-senior yang siap menerkam sedikit saja kami melakukan kesalahan. Dan sebuah kesalahan dilakukan oleh seorang perempuan yang kelak menjadi teman kuliah sepenanggungan sependeritaan. Ia datang terlambat,.. Dari lima hari rangkaian Pra Ospek, ia baru datang di hari ke lima. Jadilah ia dan beberapa teman lain yang juga terlambat, bulan-bulanan senior yang insting 'kena deh' nya sangat tinggi.

Rambutnya yang hitam panjang diikat pas di tengah kepala bagian atas. Yes, we were all an idiot in our early days at college hahahha. Saya, wiwi, dwi, azmi, darma,  yang hadir dari hari pertama didaulat jadi 'pelatih' koreo untuk pementasan kami. Tiap pagi sampai sore kami berlatih, kurang lebih ada empat koreo yang harus kami hapal di luar kepala. Nah, teman-teman yang terlambat dan tidak mengikuti dari awal, harus kerja ekstra keras, dan hari itu saya ditugaskan untuk melatih mereka, salah satunya perempuan itu, Rahmah Were Uleng, yang selanjutnya lebih sering kami panggil Were.

She has a deep voice, two panda eyes, beautiful straight hair and a warm heart. Nothing has changed even last night we celebrated her birthday.

Sebelas tahun pertemanan, banyak cerita yang dialami bersama, saya bingung harus menceritakan bagian mana dan dari urutan mana. Lets start in February 2014. Saya dirawat empat hari di rumah sakit karena DBD. Efek samping secara tidak langsung, saya jadi parno tinggal di kamar di kosan Toddopuli. Sehari sebelum keluar saya menghubungi Were untuk tinggal di rumahnya beberapa hari sebelum saya ke Bone. That's the point why I'm gonna miss her a lot. She gave me home, a cable tv that broadcasted Sherlock season 3. Bukan pertama kalinya, saat mengerjakan tugas akhir, Puri Asri juga jadi tempat pulangku.

Kembali ke sekitar tiga minggu lalu, saya menyanyikan lagu 100 Years nya Five for Fighting. The intro made her yel. Yeah, I know. Sehari sebelum Ospek, rumah tante saya jadi base camp tidak resmi buat teman-teman yang datang dari daerah seperti saya dan belum memiliki banyak kenalan di Makassar. Saat semua sedang sibuk-sibuknya memmpersiapkan perlengkapan hari besar itu, she showed up dengan handphone Nokia keluaran paling hits saat itu dengan video 100 Years di dalamnya. Kalau di postingan sebelumnya tentang lagu yang mengingatkan kita pada seseorang, maka video itu akan selalu mengingatkan saya pada Were.

Half time goes by
Suddenly you're wise
Another blink of an eye
Sixty seven is gone 
We're moving on


Happy birthday dear Luna (her name means Moon, maybe that's why she likes Sailormoon to death hahaha). You are more than any story I could have told people about you. Don't change. Sebastian Vettel is still possible to catch baby... :D:D


Love always,

Emma



Ka Ome,

Last night was a blast for Were and me, or maybe the rest of us which were mostly freshmen in Kosmik. There were two things made me happy and feeling worthwhile, after such a worst day in office. When Were told me that sort of "last minutes persons, who will always be there in any circumstances" and when Ridho laughed as I told him I didn’t pass the scholarship twice. Then he said that maybe my essay were too good. Hahaha. 

I was about to text you how bad my days around. But my psychic instinct told me that you'd probably texted back me like "it's okay Emma, you still have your mom to talk to." I'm so sorry for your big loss, and for brought this up. I know I shouldn't have. But maybe this could remind me to be more thankful rather than whining. I hope so and I hope you'd never read this.

Emma

19 May 2015

Freon AC ruangan divisi Marketing rusak. Akibatnya saya jadi malas ngapa-ngapain padahal hari ini rencananya semua to do list bisa selesai. Sesekali saya kabur ke ruang meeting atau ke pantry ngadem. I'm clueless. Minggu ini mestinya saya dan tim ke Parepare untuk acara kantor. Meski sebenarnya kondisi jiwa tidak saya persiapkan ke mana-mana minggu ini.

I'm tuning to Muse Live at Montreux Jazz just to let go the heat. Streamingnya via handphone, ya ampiun. Berangkat dari keheranan Imel dengan paket dataku yang tidak habis-habis dari tiga bulan lalu, akhirnya saya berniat 'menghabiskan' dengan streaming konser jadulnya Muse. Yeah, namanya juga manusia pecinta jadul. Konsernya indoor, penonton tidak sampai ribuan, tapi jaminannya adalah lagu-lagu andalan dari Origin of Symmetry (OOS). Surely, saya lebih suka OOS dan B-Side nya Hoolabaloo, dari semua album Muse. Lebih dark, lebih hancur, lebih putus asa, efek dengar tengah malamnya juga lebih terasa, oh please.

I know this is not good for my health, that kind of Citizen Erased thing. Outro-nya itu selalu bikin merinding. And I always think people will remember me when this song pop up sometimes in the future. Kemarin sempat sms Kak Rahe, tanya lagu apa yang akan mengingatkannya pada saya. Hahahah, such a bad idea. For your record, Kak Rahe adalah kakak kesayangan kami di Kosmik, yang suka memutarkan lagu tertentu setiap saya dan teman-teman kuliah mengerjakan tugas di warnet nya di depan Unhas.

Misalnya Nothing Last Forever nya Maroon 5 itu punya Were, Fix You nya Coldplay punya Echy, dsb. Saya? Lewat sms, Kak Rahe menjawab: Jangan Datang Malam Ini nya Padi. Hahahah, ini karena waktu jaman-jaman itu saya sering menginap di kosan Dwi di Telaga Safar, tidak jauh dari warnet. Pernah sehari tercetus dari mulut Dwi sambil becanda kalau dia tidak ingin saya ke kosannya. Kak Rahe yang kadang datang usilnya, akhirnya menasbihkan lagu ini lagu yang menggambarkan diri saya seutuhnya. Oh I miss you Kak Rahe...

 Anyhow, jika saya bisa memutar waktu, saya ingin menjadi penonton yang ada di konser Montreux ini. Muse's early days, young and rage, playing my rarely played midnight songs, using simplest instruments. Citizen Erased, Hypermusic, Sunburn, Space Dementia, Dead Star. I just hope that someday there will be an anniversary gig. 20 Tahun Origin of Symmetry maybe. Still years to come but lets just hope :D


 Mused,

Emma