6 August 2012

Road to Backstage (part 2)

Pemilik suara itu ternyata itu adalah Sigit, Armas, Lucky, dan Opi, junior saya di kampus, mereka bertugas merobek tiket. Yang lebih bikin semangat lagi, dari Sigit saya jadi tahu kalau di dalam venue sudah ada senior-senior saya kak Uchu dan kak Yudi. Yes, ada kesempatan untuk masuk lebih dekat dengan backstage. 

Tiba di dalam aku mengedarkan pandangan. Para penonton yang lebih dahulu masuk duduk berkelompok-kelompok. Suasana remang-remang tidak memungkinkan saya mengenali wajah itu satu persatu. Aku meraih handphone dan menghubungi kak Uchu. Awalnya kupikir karena kesibukannya, ia mungkin tidak akan menjawab. Tapi tidak ada salahnya mencoba. Sambil menunggu panggilanku terjawab, perhatianku lalu tertuju pada stage, wow! 

Sekilas tampak seperti panggung 360 milik U2, namun dalam bentuk yang lebih sederhana. Lantai panggungnya berbentuk bintang (sesuai dengan logo Bir Bintang), lalu pada masing-masing 4 sudut bintang itu tertancap rangka melengkung, sementara ujung lainnya bertemu tepat di atas panggung. Lalu titik pertemuan itu ditopang tiang besar yang dipasangi layar tivi bersusun-susun mengelilingi tabung itu. Tarik napas… Aku sangat suka dengan konser outdoor. Barikade yang selama ini jadi tempat paling pewe untuk liat performer lebih dekat masih kosong. 

Di ujung telpon, suara ka Uchu akhirnya terdengar, Alhamdulillah dijawab. Kak Uchu lalu menemani saya melewati barikade samping panggung menuju tenda besar yang kukira tempat bagi wartawan untuk bersiap-siap. Ternyata tenda itu adalah booth tempat GIGI dan eks personel akan melakukan konferensi pers. Gedebuk!! Saya seperti tertimpa batu di kepala, tidak percaya. Di dalam saya bertemu dengan kak Yudi dan Tito yang sudah siap dengan alat tempur masing-masing (kamera,red).

Kurang lebih sejam, rombongan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, lengkap 8 orang (Armand, Gusti, Dewa, Thomas, Ronald, Opet, Budhi, dan Baron). Saya duduk di kursi paling depan, sungguh tidak mau kehilangan momen pemirsah, hehe. Sesi tanya jawab dimulai, saya dapat kesempatan untuk bertanya tentang siapa yang ingin mereka ajak berkolaborasi/jamming. Karena keterbatasan waktu, tidak semua personel bisa jawab. However, my excitement is not over yet. 

ready to rumble!!
Kelar prescon, aku melangkah keluar bertanya pada panitia area barikade mana saja yang boleh diakses. Jawaban yang kudapat sedikit membuatku kehilangan harapan, barikade depan panggung dijaga ketat, bahkan yang punya all access pun tidak bisa melewatinya, kecuali wartawan. Aku mengambil barang bawaan yang kutitip di depan tenda, keluar pagar pembatas menuju depan panggung sebelah kanan di mana Irna sudah menunggu. Pagar pembatasnya tidak kusangka bahkan lebih tinggi dariku, membuatku kesulitan mengambil gambar nantinya. Depan panggung yang tadi masih kosong saat pertama datang sudah dipenuhi penonton yang masih duduk-duduk menanti.


Musik dimatikan, sepasang MC masuk ke panggung , seketika semua penonton dari berbagai arah berdiri dan merangsek ke barisan paling depan. Dari dandanan dan teriakan mereka saya akhirnya jadi tahu pasti mereka fans JRock yang menjadi band pembuka konser reuni. Jadi, malam itu penonton terbagi dua, yang ingin menonton Jrock di sisi depan dan sisi kiri panggung dan yang ingin melihat GIGI di sebelah kanan. 
JRocks as the opening act
Arus penonton makin padat, sesak, dan panas. Asap rokok membumbung bercampur dengan aroma bir dari mulut-mulut yang berteriak menyanyi dan juga keringat. Aku mulai gelisah, bukan karena berdesak-desakan tapi karena view pengambilan gambar yang sangat tidak suitable. Salut saya berikan kepada teman-teman Gigikita yang baru kutemui malam itu, mereka memberi kami ruang khususnya perempuan agar tidak terlalu berdesakan dan lebih nyaman. Setiap ada celah, kami akan dibawa ke sana. Setelah berangsek sedikit demi sedikit, akhirnya view maksimal di panggung depan agak kanan kami dapatkan.

padat pemirsah!
Namun, aku masih gelisah. Apalagi melihat Tito berhasil melewati barikade panggung. Aku berniat menuju tempat pengambilan badge all access meski jauh di depan pintu masuk Akkarena. Namun rapatnya barisan penonton, menguburkan niatku. Aku masih memutar otak bagaimana bisa melewati pagar itu. Sementara J Rocks sudah sampai di lagu ke enam, sebentar lagi berakhir dan akan diganti dengan GIGI. Huaaaa… kepalaku mau pecah.

Harapanku tinggal kak Uchu, aku menghubungi nomornya dengan putus asa, di tengah suasana hingar bingar ini kecil kemungkinan telponku diangkat, jika pun diangkat pasti suaraku tidak akan terdengar ditelan sound system di berbagai penjuru. Namun, kekhawatiranku tidak terbukti, kesempatan itu akhirnya datang lagi, Berkat kebaikan hati seniorku ini, aku bisa leluasa masuk melewati barikade. Rasanya ingin sujud syukur Alhamdulillah… I’m the luckiest bitch in the world! backstage dan areal barikade bagiku adalah surga dan aku telah memasukinya, Subhanallah…

No comments: