This
life could be the last, and I'm too old to dream...
Petikan
lirik ini tiba-tiba melintas saat aku berada dalam angkot yang tengah membelah
kerumunan jemaah tarwih depan sebuah mesjid besar di Makassar, beberapa hari
lalu. Judulnya Blackout. Not long ago, kala kuliah masih jadi rutinitas
sehari-hari, aku sering mendengar lagu ini tengah malam. Lagu tengah malamku,
saat kelopak mata masih segara bertahan sampai dini hari, sesuatu yang sudah
tidak bisa kulakukan setahun terakhir.
Meski
sering kudengar, liriknya belum kuhapal benar, masih sering tertukar
bait-baitnya. Lagu ini cuma berani kudengarkan di malam hari. Istilah temanku: a transcendental song. Bawaannya merinding kalau
sudah dengar intronya. Matt Bellamy is mental! "Pada tahap tertentu could
bring you closer to divine", seloroh temanku. Ah, semoga nda lebay ya.
Aku
termasuk pendengar baru lagu-lagu Muse, 2004, saat memeriksa koleksi pirigan
cakra padat kak Pian (yes, dia lagi dia lagi) hasil perburuan di Saitama. Ada
tiga keping berlabel MUSE: Showbiz (1999), Origin of Symmetry (2001) dan
Absolution (2003). Pengalamanku mungkin sama seperti kebanyakan penggemar yang
baru ngeh waktu mereka merilis "Hysteria" dari album Absolution dan
itu menjadi jalan untuk menyelami lagu-lagu mereka yang sudah ada sebelumnya,
and it was fun, CD nya bahkan kubawa lari ke Makassar dan kak Pian tidak
tahu :D
Demi artwork ini, saya akan beli CD nya! |
Bagian menyenangkan lainnya adalah menunggu album baru mereka. Waktu Black Holes and Revelation (2006) dan The Resistance (2009) menunggu rilis, tiada hari tanpa kata "muse" di serach engine heheh. Setiap hari ke warnet buat cari kabar terbaru, via majalah online, twitter belum ramai waktu itu, dsb dsb. Bahkan sampai nginap kalau perlu demi nunggu donlotan! :D
Tahun
ini, tepat tiga tahun setelah album terakhir rilis, Muse akan kembali
meluncurkan album terbaru "The 2nd Law". Namun tidak segencar
tahun-tahun sebelumnya, kali ini aku lebih banyak duduk di depan laptop,
menunggu info itu datang sendiri di timeline twitterku. No more warnet, or
nginap di himpunan berburu lagu. Sudah bisa lebih bersabar kayaknya ya, hehehe.
Tapi suara Matt masih sering kudengarkan, baik langsung dari winamp, atau menghadirkannya
saja di kepalaku, seperti waktu berada di angkot pulang kantor itu.
thanks for 'ruining' my life |
A song is a good friend. I believe it, saat sendiri lagu menjadi penawar
sepi terbaik, teman yang membantu kita melawan lupa, meski terkadang hal-hal
yang ingin kita lupakan justru lebih banyak hadir di dalamnya...
Lantai 22, 140812
Waiting for The 2nd Law
No comments:
Post a Comment