Pekan ini aku harus pulang ke Makassar, kembali menjalani perca-perca yang kunamai rutinitas. Sudah seminggu lebih aku berada di Bone menjalani tradisi lebaran. Sebisa mungkin aku menyempatkan diri mengunjungi nenek dari kedua orang tua, teman-teman mulai dari SD hingga SMA. Ragam cerita tumpah ruah. Aku bisa mendengar kesah teman yang sedang bimbang, tentang obsesi jadi model, tentang adaptasi di tempat kerja baru, tentang deg-degan menunggu masa akhir koas, sampai pengalaman selama hamil dan melahirkan.
Kamis ini aku harus melalui 120 km selama lima jam. Perutku sesak oleh sesajian lebaran, tidak sesesak hatiku oleh rindu yang kubawa dari Makassar. Aku membayangkan nenekku dengan tubuh yang makin rapuh oleh waktu. Diameter pelukanku makin mengecil di tubuhnya. Tangisnya mendobrak pintu pertahanan terakhirku. Ia menangis oleh kesepian yang kejam menawan hari-harinya.
No comments:
Post a Comment