Aku jadi tidak sabaran dua minggu ini. Napasku sesak, udara yang masuk ke paru-paru serasa hujaman ribuan jarum tiap kali aku membaca review-review album mereka di berbagai majalah. Hanya sampel 30 detik dari tiap lagu setia menemaniku selama penantian hingga pekan depan, 14 September ini. File berjenis flv itu kupajang di desktop dan hanya akan dapat kudengarkan jika Kak Harwan sedang nganggur menggunakan komputer jinjingnya.
Penantian, ya, seperti kata Darma dan Kak Rahe, adalah sebuah proses meniti waktu yang terasa sangat nikmat. Ujung penantian adalah buah kesabaran itu sendiri, entah buahnya berasa air laut yang tidak pernah melepas dahaga, ataukah berasa kue putu yang langsung mengenyangkan pada gigitan pertama. Aku tidak tahu dengan apa yang akan kupanen. Hingga hari ini aku masih menggantungkan penilaian pada komentar orang-orang di forum diskusi maya. Di sisi lain aku ingin punya argumen sendiri.
30 detik pertama yang membakar semangat, tinggal tujuh hari lagi ia akan menemukan bentuk yang utuh. Aku masih merasa kehabisan napas. Breathless...
No comments:
Post a Comment