Komputerku enggan menyala, dan ini bukan pertama kalinya aku merasa khawatir dan deg-degan akibat ulahnya. kubolak-balik badannya dan tidak menemukan cahaya lampu berkedip di bagain baterenya. Aduh bagaimana ini? :( tidak berhasil, aku memeriksa colokannya, ternyata baik-baik saja, lampu indikatornya menyala. wah...wah...masak harus ganti batere, mahal cing! darimana dapat duitnya? Uang beasiswa kemarin belum masuk (gara-gara telat memasukkan nomor rekening) sementara uang kiriman dari mace sudah habis olehku berdua ilham, adikku.
oh, mungkin komputernya butuh didiamkan dulu sampai indikatornya berwarna kuning tanda full charge (sebenarnya, baterenya sudah jebol). Aku pun meninggalkannya sampai sang syarat terpenuhi. Sepuluh menit kemudian, aku kembali menekan tombol on/off nya. namun decit tanda menyala tidak terdengar. bagaimana mi ini?
aku berdialog diam dengan ka harwan, kutemukan kekhawatiran padanya serupa denganku. "maumi diganti baterenya, dek." aku mengiyakan ucapannya. aku sudah rela berhadapan dengan tiga pilihan : beli batere dalam waktu dekat pake duit ka accang, beli pake duit sendiri tapi harus menunggu dua bulan, dan terakhir pilihan paling terakhir dan paling terpaksa: pinjam batere sejenis notebookku orang lain.
aku menimbang kira-kira mana yang paling cocok dan realistis dengan kondisi ini. kasihan kak accang kalo aku menggunakan (lagi) uang tabungannya. hmmm...pilihan pertama dicoret. tapi kalau pake duit sendiri mesti tunggu dua bulan lagi baru bisa. yang kasihan adalah aku. data-data penting semua ada di sana, bukan hanya penting tapi juga akan digunakan dalam waktu dekat. Pilihan ketiga, kendalanya: susah nemu orang yang punya notebook sejenis. yang kasihan: tetap aku, yang harus bermuka tembok dan badak menahan malu untuk sekedar meminjam. Hikz....
Nafas panjang melewati indera penciumanku. Sekali lagi aku memeriksa plug in kabel di dinding dan di komputer. Berharap ada sisi tak terdeteksi olehku dan ka harwan. Kuangkat notebook ku, dan kutemukan cayaha kuning, kecil berkedip-kedip. Tersenyum aku sampaikan kabar baik itu ke ka harwan,
Dahulu-dahulu aku cepat panik jika berhadapan dengan masalah. Aku kalah duluan dengan ketidaksabaran dan pikiran-pikiran negatif yang berkuasa di benakku. beragam kejadian-kejadian kecil yang menghendaki sedikit (baca: hanya sedikit) kesabaran dan kepala dingin hadir mewarnai hidupku. Diserobot waktu antri, dapat duit sobek waktu narik di atm, jemuran basah karena kehujanan, jalan beredar tanpa uang di saku, dan yang terakhir kualami, mesti menunggu selama seminggu download-an band favoritku selesai (pas selesai pun mesti harus berhadapan lagi dengan komputer yang tidak punya fasilitas WinRAR).
Kuyakin yang lain pun demikian, bahkan dengan masalah yang lebih besar. Bagiku, selalu ada resep untuk menghadapi masalah, namun kesabaran adalah bahan utama untuk menghadapinya.
No comments:
Post a Comment