Ajaibnya rangkaian huruf bisa menyimpan kenangan. I found
this “manuscript” while I was looking for absen masa kuliah (dwi once asked
me). Tidak ada tanggalnya, tapi merujuk pada siapa sy tujukan dan nama-nama
yang ada di dalamnya, I wrote this around May 2001, setelah Ebtanas SMP. Padahal
saya termasuk orang yang tidak pernah lupa menulis tanggal kalo sedang coret-coret. Untuk seorang teman, namanya Ade, di wajahnya sedikit ada raut
ras Arya, lengkap dengan bintik2 yang banyak di temui di wajah-wajah org kuit
putih.
As far as I can remember, surat ini ditulis setelah dia
tidak mengajak saya bicara hampir setahun lamanya, dan sampai sekarang saya
tidak pernah tahu apa alasannya. Sejak tamat SMA (ya kami satu sekolah lagi,
beda kelas) kami hanya bertemu sekali, di Makassar saat saya masih kuliah.
Mungkin memang benar adanya, terkadang satu kejadian bisa mengubah segalanya.
Things wont be the same, pretty much I heard belakangan ini.
Aku tidak tahu apa yang ia pikirkan tentang saya saat ini.
Saya juga tidak tahu kini ia ada di mana. Mungkin sudah menikah, punya anak,
settling down. He’s one of a remarkable person I’ve ever met. Maybe I ever
hurted him tanpa saya sadari. Kata maaf sudah saya ucapkan tapi itu 13 tahun
lalu and I don’t know if it’s still relevant. Anyway Ade, wherever you are,
you’re my best friend.
Membaca kembali surat ini, aku bisa membayangkan rautmu, in
blue hat that smile yang membuat cewek2 bisa tidak tidur hahaha. Tiba-tiba saja
aku ingin seperti dirimu. I may wasted you, now it is my turn and losing you is
some kind sweet thing to remember. I want him to remember you like I remember
you and become someone I can never hate.
CAUTION: Tidak ada editing, semua seperti yang tertulis di
kertas. Tertawa sekeras-kerasnya diperbolehkan pada saat dan/atau setelah
membaca surat ini. Shame on me. This is definitely a self-humiliating moment
Assalamualaikum wr.wb
Dear Ade,
Hai apa kabarnya, De.
Baek aja khan.
Aku ingin mengucapkan
terima kasih yg sebesar-besarnya karena kau udah mau ngejak aku bicara
lagi. Tadinya aku kira kamu akan
membenciku selamanya. Jujur aja ya De, selama kamu marah ama aku, aku jadi
sedih, dan kehilangan kamu. Kesepian dech. Kamu ingat nggak awal2 kamu mulai
jaga jarak ama aku, setiap aku ketemu kamu aku berharap kamu mau bicara tapi
nyatanya nggak. Kamu cuekin aku, aku jadi sedih sekali. Kenapa kamu mesti ambil
tindakan kayak githu. Kalau memang kamu punya masalah, jangan marah kayak githu
donk. Aku kan gak enak sama kamu.
Nah, lanjut. Untuk menghilangkan
kesedihanku, aku coba dekat ama wawank IIID tapi ternyata dia udah punya
tunangan. Aku kecewa. Aku langsung nggak mau lagi dekat ama dia. Tambah dekat
ama dia hanya bikin aku tambah sedih. Kamu tau donk gimana rasanya kehilangan
sahabat yang kita sayangi. Eh, aku mau nanya ama kamu. Waktu kita nggak pernah
komunikasi, kamu merasa kehilangan aku nggak. Kamu nggak rindu sama aku yach?
Kalau aku sich iya (GR)
So, sewaktu kamu udah
baik lagi ama aku, aku jadi seneng banget. Sahabat yang aku kira udah ngelupain
aku ternyata kembali lagi. Suer, aku bahagia banget jadi aku minta sama kamu
supaya jangan benci aku lagi, cukup sekali aja aku kamu buat sedih dan lonely
seperti dulu.
Okey, kamu kan lebih
tua dari aku. Nah, kalau kamu nggak keberatan, kamu mau nggak jadi kakakku.
Soalnya dua kakak kandungku akan pergi dari rumah untuk belajar. Kak Fian (1)
pergi ke Jakarta bulan Juli nanti dan Kak Accang (2) akan pergi ke Makassar
buat kuliah. Aku jadi nggak punya kakak lagi di rumah. Aku ingin kamu jadi kakakku
yang baik. Aku harus menghormati kamu karena kamu lebih tua dari aku. Kamu
15-5-85, aku 23-11-86, kamu udah 16 taon, aku masih 14 taon. Tua kamu kan.
Eitt, satu lagi.
Kenapa baru sekarang kamu jujur sama aku. Terus kalau memang demikian kenapa
kamu enggak mau ngajak aku bicara kurang lebih satu taon.
Dan apakah kamu yakin
kalau Asmi nggak punya perasaan apa-apa sama kamu. Itulah masalahnya, aku nggak
mau nanti dia marah. Kami sahabat akrab lho. I wish I could give you a hug. I
miss you so much, I don’t wanna lose you again. Udah yach, kamu cakep dech…
Emma
Oh God, it’s embarrassing.
Hahaha.
Surat ini tidak pernah terkirim, by the way. At least this
reminds me quite a lot of how I was. Ternyata saya sudah tahu arti hug, and,
the most hurting one ‘lose’. Yeah, best thing about school, is when you learn
to let go. People met, laughing crying altogether, and finally left, and to
meet again indeed in the future. And just like Avril Lavigne said, whatever’s
meant to be will work out perfectly.
Jika Tuhan memberiku kesempatan untuk bertemu lagi, guess it will be a
lovely gift.
No comments:
Post a Comment