27 March 2014

Setiap merasa mulai putus asa dan menyerah, saya langsung akan teringat dengan ucapan salah seorang adik juniorku, Rahmah.

"Selama punya niat dan baca Bismillah, gak ada yang mustahil kak," katanya saat ia mendengarku menghela napas panjang setelah melambungkan angan-anganku. Ia paham, tarikan napas itu sangat berat, menegaskan keputusasaan dan keragu-raguanku.
 
Aku masih di kantor, menyelesaikan laporan kegiatan sepanjang hari tadi. Tadi malam kena semprot atasan karena programku belum kelar juga. Yeah, I admit it, it was my fault. Aku punya seharian ini untuk menebus semua kesalahan itu. Kelelahan tergambar di mata, tapi kata seorang teman, hasilnya akan sepadan.

Meski terkadang aku mengeluh dengan ritme kerja, terkadang terselip rasa bahagia jika berhasil menyelesaikan tugas, namun tidak ada yang lebih membahagiakan kecuali ucapan sederhana seperti "terima kasih" dari atasan. Semua rasa lelah seketika terbayar.

Lelah yang terbayar, tapi masih belum memberiku segenap kekuatan untuk menyelesaikan berkas beasiswa yang sudah tertahan sejak akhir tahun lalu. Tarikan napas kembali kurasa berat dan panjang. Aku mencoba mengingat raut wajah Rahmah, mengulang-ulang kalimatnya itu dalam hati, berharap itu memberiku kekuatan dan semangat lagi.

"A body will not become weak where the intention is strong" said Imam Ali.

Mungkin karena aku terlalu jauh dari Imam Ali, aku belum sanggup menjadi sabdanya itu. Tuhan, berikan aku kekuatan melewati semua ini. Saat mimpi-mimpi memanggilku namun terasa sangat jauh, yang memenuhi kepalaku namun belum sanggup menggerakkanku.

Dont let me give in, I have You only, I shall not fear.

No comments: