16 March 2014

Dwi,

Ini hari ke lima saya harus jaga booth perusahaan di CCC. Hari terakhir, panggung tempat Uchie tampil selama pameran sudah dibongkar. Ya, bisa dibilang, one of the best things adalah melihat dia perform, di sela-sela kesuntukanku menunggu pengunjung masuk ke booth. Sebenarnya saya bukan penanggung jawab untuk kegiatan ini. Namun karena sesuatu dan lain hal, saya harus ambil alih, lima hari, huhuhuhu.

Seperti tanggung jawab dibebankan ke saya tanpa ampun. Mulai dari pasang-pasang alat, menata kursi dan brosur sampai beres-beres kalo sudah mau tutup. Dalam lima hari itu, saya jaga sendiri, menemani konsultan yang kami ajak kerja sama. Jika bukan karena pesan teks dari Pak Wid, mungkin saya sudah drop lagi, milih tidak peduli. A simple text, dia bilang terima kasih karena sudah kerja keras selama pameran.

 Fiuh, sebentar lagi booth kami juga akan dibongkar. Saya cuma ditemani salah seorang sales junior, seumuran adekku. Kemarin ia bertanya:

"Kak Em kayaknya sudah biasa kerja-kerja sendiri ya? Kayaknya enjoy sekali kalo sendiri."

Hahahaha.. The pleasure of being alone. Saya menjawab, iya. Dia tertawa lalu mengingatkan kalau malam itu malam Minggu. Saya cuma bisa nyengir meringis. Ia lalu pamit pulang, melakukan ritual malam minggu yang tidak pernah masuk akalku.

Oh kemarin saya tes IELTS. It was killing me. Seperti yang kubilang, tidak ada persiapan. Kantor lagi masa-masa sibuk dan kondisi kesehatan yang sudah drop bikin begadang untuk belajar agak sedikit terganggu. Saya melakukan kesalahan, akibat keseringan melamun, ikut kebawa-bawa waktu tes listening. I was dreaming… Audio sudah diputarkan tapi aku masih mengira itu bagian ujicoba audio… Astagaaaaa… Untung saja cepat ngeh waktu aku membalik kertas soal, saya kira masih ada nomor 1, ternyata sudah nomor 6!! Hadeeeehhh…

Panik, audio masih jalan, saya cuma bisa berdoa dan berserah diri, kalo nda salah, saya kehilangan 4 soal. Saya kena semacam tremor, jauh sebelum bed rest kemarin. Semacam gemetar di daerah lengan dan kaki sampai lutut. Selama ini saya tidak begitu terganggu. Tapi tadi saya baru merasakan efeknya, badan susah bergerak, konsentrasi hancur, I could read but I barely understood. Seperti orang yang baru pertama kali belajar membaca. Time was ticking, badan masih tremor, saya berusaha konsentrasi, bolak-balik halaman soal sampai hampir putus asa karena jawabannya sulit sekali ditemukan. 

Dan sampailah pada bagian paling mengerikan: writing, bagian dari keterampilan bahasa Inggris yang membuat saya harus tes ulang hari ini. Dalam hati berulang-ulang permohonan: Lord, give me 7, give me 7, for Baker Street dream… Ancuuuurrr…

Doakan saja ya, semoga poin kali ini bisa memenuhi syarat mendaftar Utrecht. Kuceritakan sedikit tentang sinkronitas. Pertama kali saya ikut tes itu 30 November tahun lalu. Malamnya, bukannya belajar, saya malah nonton Uchie manggung di Aston (view nya bagus, harus ke sana sebelum kamu ke Bogor, maybe have some cappucino or something). Ely yang mengajak, saya pikir juga kapan lagi ada kesempatan menyaksikan junior kita yang ganteng itu :D

Malam itu hujan deras, lagi-lagi view dari jendela bikin galau. Hujan tidak berhenti sampai jam 2, band sudah undur diri (Uchie masih sempat mengajak Ely jamming lagu Ipang "ada yang hilang" lagu favoritku). Akhirnya kami harus menembus hujan, menemani Puspa, vokalis cewek yang malam itu pulang naik motor sendiri. Sampai di rumah, saya masih punya tiga jam untuk persiapan tes. Kafeinnya benar-benar bekerja. Whew... Saya tetap terjaga tidak telat ke tempat tes.  

Sinkronitasnya di mana? Malam sebelum tes kemarin saya nonton Uchie lagi :p Tapi mudah-mudahan tidak berlaku dengan hasil tesnya ya.

Beberapa lagu yang dulu juga dia nyanyikan, ngobrol-ngobrol malah ditraktir makan di kantin pameran. 

"Jadi, lagu terburuk apa yang pernah kamu (harus) bawakan?"

"Lagunya Rhoma Irama kak, di acara pesta rakyat," jawabnya sambil bisik-bisik.

Tawa kami pecah, "Sh*t happened!!" umpatku. 
Tubuhnya nyaris terjungkang mendengarku, "Yeah, sh*t happened sometimes!"
And sometimes all you need is someone who laughed at your joke. Like that night, meeting him is my only entertainment during the show. 

Time passes, hari ini akhirnya kegiatan berakhir juga. Besok saya mempertimbangkan tidak masuk. But you know me, saya orang yang paling suka berubah pikiran, apalagi kalo dibujuk, apalagi yang bujuk bos tersayang.

Saya posting surat John Watson buat Sherlock. Walaupun kisahnya sepenuhnya fiksi, but weird right when we found ourselves in it. Like you said, kalau kamu jatuh cinta pada karakter John, well seems like everybody does, me do, Were does. Ini surat dengan latar belakang kejadian di episode A Study in Pink di season pertama. Pertama kali membacanya, aku langsung mengingatmu, pilihan kata-kata John dalam bertutur, emosi dan sentimen yang ia rasakan sangat mirip denganmu. Denganku di beberapa bagian (karena saya merasa saya adalah Molly :D).

Datanglah segera Minggu ini, saya traktir di Tea House, where I believe will remind you of Mrs. Hudson :D 

Xoxo, 


Mrs. Cumberbatch

No comments: