Setiap mendengarkan lagu ini, yang diingat kepalaku adalah perjalanan pulang ke Makassar, di sebuah malam hampir larut di bulan November. Sementara hatiku akan merasakan hangat telapak tangannya, a long kiss on my eyebrow, keteduhan sebuah senyum saat ia menoleh ke arahku, pakaian biru hawaii nya, dan napasku yang tiba-tiba sesak kala ia menyebut namaku.
Ia menyetel lagu ini, entah sedang mencocokkan suasana hati atau sekedar mengisi kesunyian sepanjang perjalanan
I miss him too much, I love him too much. But I'm too shy to let him know.
Kata-kata yang diucapkan terus menerus akan kehilangan makna. Aku tidak ingin makna itu hilang, meski saat berhadapan dengannya aku hanya mampu berbisik dalam hati, perih melawan cinta yang menuntut ingin terungkap. Meski saat berdiri bersisian di lift, aku hanya bisa menutup mata dan berharap keheningan di antara kami sanggup menembus hatinya, lalu ia akan menyapa duluan. Meski yang kuhadapi selanjutnya adalah sebuah keheningan baru dan tubuh yang menolak kehadiranku....
No comments:
Post a Comment