10 September 2010

Lingkaran (Lebaran yang Sepi)



Aku bisa mendengar halus tarikan napasnya. Ia tergeletak kelelahan mempersiapkan penganan Idul Fitri hari ini. Sebenarnya aku juga sudah kelelahan. Sejak kemarin duet maut dengan ibu sudah menguras tenaga. Ya begitulah yang sering terjadi di keluarga kami. Hidangan lebaran yang biasanya siap di pagi hari sebelum shalat Ied, kami baru bisa selesaikan kurang lebih satu setengah jam setelah balik dari mesjid. Semua rasanya serba buru-buru. Tapi begitu makanan sudah siap, rasanya tidak adil saja melihat banyaknya waktu yang tersita demi waktu makan yang cuma sekitar sejam, weleh weleh... Tapi itulah ibu, beliau tidak pernah mengeluh, aku yang suka mengeluh.

Sebelum aku melangkah ke warnet, teman sekamar Ilham di Makassar, Hendra, datang berkunjung. Dari cerita-cerita mereka aku bisa menangkap sebuah pesan yang sebenarnya mungkin tengah menimpa diriku, atau mungkin orang lain di luar sana. "Nda tahu mau kunjungi siapa", kata Hendra. Lah, aku baru saja memikirkannya tadi pagi. Teori Lingkaran itu mungkin memang ada benarnya. Aku merasa lingkaran sosialnya perlahan mengkerut. Teman yang dulu slalu menyita waktuku di rumah, kini seperti menghilang, sibuk dengan keluarga masing-masing, urusan masing-masing, dsb dsb.

Aku juga sibuk dengan kesendirianku. Entah mengapa tiba-tiba aku jadi malas bertemu dengan orang-orang. Setelah ibadah Ied tadi, aku buru-buru meninggalkan mesjid, di mana jemaah tengok kiri kanan mencari wajah-wajah familiar. Aku malah mempercepat langkah, menghindari bertemu mata dengan teman-teman TPA semasa kecil, menyembunyikan wajah dengan sengaja menutup mulut pura-pura menghalangi debu asap kendaraan yang tidak begitu ramai saat itu.

Beberapa teman SMA yang kebetulan berkumpul di momen tahunan belum kukabari juga, kecuali mengirimkan pesan template berisi ucapan selamat hari raya. Duniaku sedang malas tapi kadang aku suka...

Anyway, I didn't mean to screw this Holy Day. Aku hanya tidak menyangka perasaan seperti ini bisa saja datang tiba-tiba. Let me 're-tweet' a tweet of Paulo Coelho, dan semoga doa-doa yang terpanjat hari ini menjadi doaku juga, Amin. Allah Bless You, Eid Mubarak, everybody...

Eid Mubarak! May Allah protect our dreams; to dream is a way of praying (Paulo Coelho,

biar Rancho yang wakili yaaa..

2 comments:

non inge said...

Inge & Keluarga
mengucapkan...
Taqabbalallahu Minnaa Waminkum...
Shiyaamanaa Washiyaamakum
Minal Aidin Walfaidzin
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431H
Mohon maaf lahir dan batin

hendra chandra bhone said...

Beningkan hati dengan dzikir
Cerahkan jiwa dengan cinta
Lalui hari dengan senyum
Tetapkan langkah dengan syukur
Sucikan hati dengan permohonan maaf
Met Hari Raya Idul Fitri
Taqobbalallahu minna wa Min’kum
Minal Aidzin Wal Faidzin
“Mohon Maaf Lahir dan Batin” ;)