Ada sebuah dialog menarik dalam film Big Fish: seekor ikan mas bisa tumbuh lima kali lebih besar jika ia hidup di kolam dibanding jika ia tumbuh di dalam akuarium. Jika didedah, adagium ini bisa berarti, semakin besar dan semakin luas dunia yang seseorang datangi, maka semakin besar pengalaman, tantangan, dan hasil yang akan ia dapatkan.
Kira-kira itulah filosofi yang saya coba ingin lekatkan pada sosok Mesut Ozil, aktor lapangan tengah Skuad Jerman pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Sebelum perhelatan kabisat itu berlangsung, Ozil hanya di kenal di beberapa kalangan Eropa khususnya Jerman, negara yang dibelanya. Namun tengoklah ketika panggung akbar tersebut berakhir, dunia tiba-tiba mengenalnya sebagai bintang yang bersinar.
Kira-kira itulah filosofi yang saya coba ingin lekatkan pada sosok Mesut Ozil, aktor lapangan tengah Skuad Jerman pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Sebelum perhelatan kabisat itu berlangsung, Ozil hanya di kenal di beberapa kalangan Eropa khususnya Jerman, negara yang dibelanya. Namun tengoklah ketika panggung akbar tersebut berakhir, dunia tiba-tiba mengenalnya sebagai bintang yang bersinar.
Terlepas dari fenomena recite Koranic verses sebelum turun ke pit yang membuat jutaan muslim turut bangga padanya, dunia patut mengingat Ozil lebih dari itu. Ia adalah pemain dengan potensi dan talenta luar biasa. Kalo kata Coldplay: a big fish in a little pond. Ia adalah ikan mas yang akan tumbuh lima kali lebih besar. Sejak pertama kali mengenal kulit bundar, ia sudah berkali-kali pindah dari satu 'aquarium' ke 'aquarium' lainnya. Pengembaraan itu sudah saatnya mengantar ia mencari wadah yang lebih besar, not just in a little pond.
Ketika saya mendengar Ozil hengkang ke Madrid, saya punya firasat jika makhluk ini akan benderang. Ozil telah memilih kolamnya. Well, saya bukan penggemar Real Madrid, saya tidak tahu apa-apa tentang klub ini, tapi yang saya tahu Madrid adalah salah satu klub besar di dataran Eropa jika mendasarkan penilaian pada piala-piala yang telah mereka raih selama ini.
Banyak yang menyayangkan keputusan Ozil, banyak pula yang meragukan kapasitasnya kelak jika sudah di klub. Semua tahu, sebelum kedatangan Ozil, Madrid sudah bertabur pemain tengah, bahkan kesannya mubazir dan sia-sia membeli pemain keturunan Turki itu. Belum lagi persaingan antarpemain yang lebih sering menjadi faktor penentu baik-buruk jalannya sebuah pertandingan.
Namun firasat saya akan bahwa ikan mas ini akan menjadi besar, perlahan-lahan mendekati benar. Dalam dua pertandingan terakhir yang dilakoni Madrid, Ozil selalu menjadi starter dan menjadi inspirasi tim tampil impresif dan meraih kemenangan. Selain karena keakuratannya membaca lapangan, Hal lain yang membuat rekan setim, pelatih, dan madridista senang adalah kepribadian pemilik jersey 23 ini. Ozil bukanlah tipe Ronaldo yang lebih suka pamer skill individu dan egois dalam mengolah bola. Dia adalah pemain yang lebih suka berdiri di belakang striker.
Kegemilangannya menembus jantung pertahanan lawan meraih hati madridista yang dikenal ketus bahkan terhadap pemain Madrid sendiri. Sejauh ini cerita yang menimpa Ozil adalah cerita indah. The Cinderella Man. Buntutnya, dari dua pertandingan tersebut, tiap kali pelatih menarik Ozil pada menit-menit akhir, saat itu juga Santiago Bernabeu bergemuruh tepuk tangan mengantar sang pemain hingga keluar lapangan.
Ketika saya mendengar Ozil hengkang ke Madrid, saya punya firasat jika makhluk ini akan benderang. Ozil telah memilih kolamnya. Well, saya bukan penggemar Real Madrid, saya tidak tahu apa-apa tentang klub ini, tapi yang saya tahu Madrid adalah salah satu klub besar di dataran Eropa jika mendasarkan penilaian pada piala-piala yang telah mereka raih selama ini.
Banyak yang menyayangkan keputusan Ozil, banyak pula yang meragukan kapasitasnya kelak jika sudah di klub. Semua tahu, sebelum kedatangan Ozil, Madrid sudah bertabur pemain tengah, bahkan kesannya mubazir dan sia-sia membeli pemain keturunan Turki itu. Belum lagi persaingan antarpemain yang lebih sering menjadi faktor penentu baik-buruk jalannya sebuah pertandingan.
Namun firasat saya akan bahwa ikan mas ini akan menjadi besar, perlahan-lahan mendekati benar. Dalam dua pertandingan terakhir yang dilakoni Madrid, Ozil selalu menjadi starter dan menjadi inspirasi tim tampil impresif dan meraih kemenangan. Selain karena keakuratannya membaca lapangan, Hal lain yang membuat rekan setim, pelatih, dan madridista senang adalah kepribadian pemilik jersey 23 ini. Ozil bukanlah tipe Ronaldo yang lebih suka pamer skill individu dan egois dalam mengolah bola. Dia adalah pemain yang lebih suka berdiri di belakang striker.
Kegemilangannya menembus jantung pertahanan lawan meraih hati madridista yang dikenal ketus bahkan terhadap pemain Madrid sendiri. Sejauh ini cerita yang menimpa Ozil adalah cerita indah. The Cinderella Man. Buntutnya, dari dua pertandingan tersebut, tiap kali pelatih menarik Ozil pada menit-menit akhir, saat itu juga Santiago Bernabeu bergemuruh tepuk tangan mengantar sang pemain hingga keluar lapangan.
Si ikan mas sudah menemukan kolam yang tepat, si kolam pun menyukainya. Ozil hanya harus pandai-pandai bertahan agar bisa terus "tumbuh" lima kali lebih besar. Iya kan?
2 comments:
keren ka emma....
i've read your posting about him, too :)
Post a Comment