Mungkin karena saya jarang bercermin, saya jadi tidak sadar kalau komedo di wajah ini ternyata sudah menjamur. Saya lalu tergoda dengan produk pengangangkat komedo yang sering lalu lalang di tivi. Sebenarnya saya kapok dengan produk-produk yang menawarkan ini itu setelah insiden ganti sampo yang bikin volume rambut saya berkurang setengahnya.
seorang teman beberapa tahun lalu juga pernah mengingatkan, hati-hati menggunakan pengangkat komedo (semacam plester yang dipasang dihidung). Katanya, komedo malah makin bertambah. saat itu saya tidak terlalu peduli, mengingat komedo belum singgah di wajah saya.
Bermodal edukasi iklan pencuci wajah itu, akhirnya saya membeli satu tube 50 ml. Di produknya tertulis 'buktikan dalam waktu seminggu'. Seminggu berlalu, perubahannya memang ada. Bukannya berkurang, komedo-komedo nakal itu akhirnya menghuni bagian wajah yang sebelumnya sehat-sehat saja. pemakaian masih saya lanjutkan, berharap itu hanya efek awal penggunaan.
Ternyata, saya 'kecapean' menunggu. Tube kedua tidak sanggup saya habiskan. Saya hanya bisa meringis lebay "kenapa ini harus terjadi????"
"Awas kak nanti infeksi", kata Wani, peserta mata kuliah ekskul jurnalistik (belum genap sebulan saya masuk jadi kopel, hehe). Ia tersenyum-senyum melihat sedari tadi saya mengorek-ngorek kulit wajah area bawah mata. "Habis mau diapa lagi", jawab saya tanpa melihat ke arahnya. Seumur hidup, rasanya baru kali ini saya mengobrol tanpa bahasa verbal yang menunjukkan perhatian pada lawan bicara.
Entah sejak kapan masalah kulit wajah menjadi momok buat saya. Komedo ini begitu mengganggu. Saya jadi berpikir untuk menggunakan sticky tape (bahasa keren dari isolasi) supaya komedonya bisa terangkat (walau perih). Atau ada saran lain barangkali? Hehehe
Please komedo, leave my face alone..
seorang teman beberapa tahun lalu juga pernah mengingatkan, hati-hati menggunakan pengangkat komedo (semacam plester yang dipasang dihidung). Katanya, komedo malah makin bertambah. saat itu saya tidak terlalu peduli, mengingat komedo belum singgah di wajah saya.
Bermodal edukasi iklan pencuci wajah itu, akhirnya saya membeli satu tube 50 ml. Di produknya tertulis 'buktikan dalam waktu seminggu'. Seminggu berlalu, perubahannya memang ada. Bukannya berkurang, komedo-komedo nakal itu akhirnya menghuni bagian wajah yang sebelumnya sehat-sehat saja. pemakaian masih saya lanjutkan, berharap itu hanya efek awal penggunaan.
Ternyata, saya 'kecapean' menunggu. Tube kedua tidak sanggup saya habiskan. Saya hanya bisa meringis lebay "kenapa ini harus terjadi????"
"Awas kak nanti infeksi", kata Wani, peserta mata kuliah ekskul jurnalistik (belum genap sebulan saya masuk jadi kopel, hehe). Ia tersenyum-senyum melihat sedari tadi saya mengorek-ngorek kulit wajah area bawah mata. "Habis mau diapa lagi", jawab saya tanpa melihat ke arahnya. Seumur hidup, rasanya baru kali ini saya mengobrol tanpa bahasa verbal yang menunjukkan perhatian pada lawan bicara.
Entah sejak kapan masalah kulit wajah menjadi momok buat saya. Komedo ini begitu mengganggu. Saya jadi berpikir untuk menggunakan sticky tape (bahasa keren dari isolasi) supaya komedonya bisa terangkat (walau perih). Atau ada saran lain barangkali? Hehehe
Please komedo, leave my face alone..
4 comments:
aku juga ada komedo
tp g terlalu banyak *moga g jadi banyak*
biasanya cuman bersihin pake sabun khusus wajah aja
kalo ngilangin, g tau gmn >.<
weii...weiii..kenapa bersamaanki banyak juga komedoku saya...hahaha
komedo...komedo...komedo... apalagi saya... ckckckkc.... samapi lelah merawatnya... akhirnya dicuekin aja kk...^.^
@inge: oh, nda bisa dihilangkan ya, aduh, mati saya.. ^^
@darma: wajib mk ini jadwalkan facial, wkwkwkwk...
@Niez: mari kita cuet pada komedo ^^
Post a Comment