11 January 2010

Mengingat OLENKA

Untuk memulai, terkadang saya harus mengingat terlebih dahulu. kali ini saya mengingat kisah di balik layar OLENKA, karya Budi Darma. Katanya, inspirasi menulis novel itu datang saat ia 'kebetulan' berada satu lift dengan seorang ibu dan tiga anak kecil. Lepas dari lift itu, Budi Darma bagai kesurupan, atau tepatnya kebelet oleh kata-kata yang muncul tiba-tiba setelah bertemu perempuan itu.

Dalam tiga minggu, selesailah novel itu. Saya bisa membayangkan bagaimana kekuatan kata-kata di kepalanya-lah, yang bergejolak, yang sebenarnya menggerakkan Budi Darma, bukan sebaliknya yang selalu ingin saya terapkan: mengendalikan kata-kata, setiap saat. ya, mungkin ada yang akan bilang saya pemalas, atau menjadikan pengalaman Budi Darma itu sebagai pembelaan dari kemalasan saya yang makin menjadi-jadi. Saja kemudian ingat lagi dengan kepribadian malas semacam itu yang diterjemahkan ke dalam istilah "tipe seniman".


What is wrong with being an artist, anyway? leave the question to me..

Mari lupakan soal 'seniman' dan mari mengingat kembali. Saya sangat menyenangi novel OLENKA, novel katarsis, menggemaskan. Ka Harwan yang membelikan saya, awal 2008 lalu di sebuah toko buku tua di kawasan cendrawasih. Buku itu terendap selama kurang lebih 1,5 tahun baru saya menaruh hati untuk membacanya.


Membaca OLENKA yang bersetting Bloomington USA, seperti melihat bule yang berkepribadian Indonesia, melihat orang asing yang berbahasa Indonesia, dan melihat orang asing menghadapi masalah secara "Indonesia". Saya senang dengan tokoh Wayne Danton yang kerjanya setiap hari hanya merenung, meragu, dan ada segudang 'entahlah' di kepalanya. Ia suka bertanya pada nurani namun tidak pernah bisa mengurai jawab.


mengingat OLENKA membuat saya menghamburkan pakaian-pakaian malas yang menimbun harapan saya untuk seperti Budi Darma. By the way, saya masih belajar untuk yakin. Saya ingin memulai yakin dengan mengingat OLENKA.

2 comments:

darmawati alimuddin said...

akhirnya saya tahu itu OLENKA...eh, pinjamka pale kakak cantik...:)

Emma said...

balik pa kakak cantik...