Cuaca hari ini sangat bersahabat, sudah jam 12 siang tapi suasanya masih seperti jam 8 pagi. Mendung tergantung di tiap sudut langit. Ini mengingatkanku pada Idul Fitri yang pernah tiba di akhir-akhir tahun, di mana ketika aku kembali ke Makassar, aku disambut tanah yang basah dan langit yang kelabu.
Aku teringat tadi malam, saat sedang on the line, seorang adik yang kukenal di kosmik bertanya: "kak, kenapa belum pulang tengah malam begini? nda dicari ji ki mama ta?" Tawa meledak dari mulutku (lebay) karena pertanyaan yang kuanggap sangat polos ini. Ia masih penasaran, jadi kujawab saja apa adanya, kalau di Makassar, aku tidak tinggal dengan orang tua.
Sampai siang ini, deadline masih memburuku, tapi dasar aku ini katanya adalah pribadi seniman, pemalas dan sangat penunggu momen tertentu ketika mood mulai berayun lagi. Aku juga sering ketakutan dengan respon orang-orang tentang tabiatku ini. Sejauh ini, mereka masih dalam takaran santai, meski ada beberapa juga yang menegur keras. Mmm,,, kadang aku membutuhkannya, tapi kenapa masih sering mengeluh ya tiap kali kena teguran??? Aneh...
Sampai siang ini, deadline masih memburuku, tapi dasar aku ini katanya adalah pribadi seniman, pemalas dan sangat penunggu momen tertentu ketika mood mulai berayun lagi. Aku juga sering ketakutan dengan respon orang-orang tentang tabiatku ini. Sejauh ini, mereka masih dalam takaran santai, meski ada beberapa juga yang menegur keras. Mmm,,, kadang aku membutuhkannya, tapi kenapa masih sering mengeluh ya tiap kali kena teguran??? Aneh...
No comments:
Post a Comment