4 June 2010

Seven Swords: Tujuh Pedang dari Gunung Surga

il phenomenon

Saat melahirkan Seven Samurai di tahun 1954, Akiro Kurosawa mungkin tidak pernah menduga mahakaryanya itu akan menjadi most influential motion picture, trend setter bagi film-film setelahnya jauh di masa depan, baik dari segi cerita maupun pengarahan adegan. Saya sendiri belum menyaksikannya, hanya mendengar dari cerita-cerita Kak Harwan. Tidak hanya kata 'Seven' namun juga potongan-potongan adegan yang berintertekstualitas dengan film garapan sutradara cemerlang asal Jepang itu.

akiro kurosawa

Seven Swords (2005) bisa disebut sebagai salah satu film tribut bagi Akiro. Jadi bisa dilihat beberapa plot yang mirip di kisah Seven Samurai. Film ini diangkat dari novel berjudul Seven Swordsmen of Mountain Tian karya Liang Yu Sheng. Syahdan, pada pertengahan abad ke 17, kaum Manchu berhasil mengambil alih tanah Cina dan mendirikan Dinasti Qing. Untuk mencegah terjadinya pemberontakan dari kalangan nasionalis yang mahir bela diri, pemerintah Qing mengeluarkan 'kebijakan' untuk membasmi semua martial artist di sepanjang barat laut Cina. satu kepala dihargai 3000 perak.


Fire-wind yang menjadi kepala operasi memanfaatkan kesempatan ini untuk meraih keuntungan lebih besar lagi. Di bawah koordinasinya, anak-anak dan orang tua juga tidak luput dan tebasan pedang anak-anak buahnya. Melihat 'bencana' ini, Fu Qhingzu mendatangi kampung sebelah yang sebentar lagi menjadi sasaran kebengisan Fire-wind. Peringatan itu tidak digubris oleh semua warga, kecuali dua mantan kekasih Han Zhibang dan Wu Yuanying.

Ketiganya lalu berangkat mencari bala bantuan ke Mountain Heaven. Di sanalah mereka bertemu dengan Master Shadow-Glow, seorang ahli pedang dan ahli beladiri. Shadow-Glow setuju membantu dan memerintahkan empat muridnya Chu Zhaonan, Yang Yuncon, Xin Longzi, dan Mu Lang untuk mengikuti Fu. Ketujuh orang ini masing-masing dibekali pedang yang ditempa sendiri oleh Shadow-Glow. Dengan modal keberanian diri dan ruh pedang mereka, ketujuhnya kembali ke desa dan mengamankan penduduk dari serangan pasukan Fire-wind sekaligus menghabisi sampai ke akar-akar mereka.

Sejak itulah kisah tujuh tukang pedang ini dimulai, bagaimana seorang Yun masih menyimpan dendam terhadap pembunuh ayahnya, Chu yang jatuh cinta pada Green Pearl, seorang budak Free-wind, Mu Lang yang selalu tersenyum, Han terlibat cinta segitiga dengan Wu dan Liu (juga harus melepas kuda kesanyangannya), dan serta Xin yang masih tidak tahu siapa orang tuanya.

It's a martial art movie. Buat yang tidak suka adegan tebas-tebas berdarah sebaiknya jauh-jauh atau tutup mata saja saat adegan keras. Film ini digarap oleh Tsui Hark yang dikenal sebagai sutradara tetralogi Once Upon A Time in China (OUATC). Jadi tidak heran jika ada sebuah adegan yang segera mengingatkan kita pada OUATIM II. Adegan paling menarik adalah setiap kali Pedang Naga ditarik dari sarungnya atau ketika beradu dengan pedang lainnya, seketika itu juga akan muncul suara seperti ular derik, gemericik dan mendengung dengan keras. Though overall, kisahnya juga mengharukan, disisipi dialog-dialog tentang keberanian untuk meninggalkan masa lalu, harga diri, kepercayaan, dan juga pengorbanan.

3 comments:

non inge said...

sepertinya pernah nonton film ini...
seru... ^^

Noval Juniardi said...

Film ini keren tapi pas nyari download-an film ini ko ada 39 episode yah?
Ini movie apa series sih?

Unknown said...

Kalau mau download semua episode nya gimana caranya ya,?