Dwi,
Kabar rencana kepulanganmu datang bersamaan dengan telpon ibuku. Hari itu ia menelponku menanyakan kabar setelah sebuah 'insiden cuci otak' oleh kakakku. Naluri mungkin, kalau anak perempuan satu-satunya ini sedang tidak stabil. Apa yang kudengarkan kemudian membuat mimpi-mimpi dan harapanku bermekaran kembali. Kalau katamu seperti mercon yang siap meledak di udara, Itu yang kurasakan juga begitu mendengar rencana-rencanamu ke depan, setibanya engkau di kota perantauan kita ini. I breath easily again.
Tidak sabar menunggumu pulang, jika perlu aku akan mendirikan tenda di bagian kedatangan di bandara :D
No comments:
Post a Comment