Beberapa jam lalu saya bertemu dengan Dwi, teman kuliah yang kini bekerja di kota kelahiranku, Watampone. Dwi menyempatkan diri mentraktir nasi goreng di pusat kota, dekat pantai kering, untuk pertama kalinya saya kunjungi setelah sekian 23 tahun menghuni kota ini. Belum ada perubahan yang bisa kulihat dari dirinya, kecuali seragam kantor yang masih ia kenakan hingga jam 9 malam. Kami sepakat untuk pulang bersama-sama, bagi saya kembali pada rutinitas kemarin-kemarin.
Seandainya saya bisa tinggal lebih lama, Asa, keponakanku makin lucu saja. Tebak siapa idolanya: Mbah Surip. Sebuah video amatir dirinya sedang bergoyang mengikuti ayahnya yang meniru lagu Mbah Surip, biarlah yang jadi pengobat rinduku selama di Makassar.
No comments:
Post a Comment